Ratna Hari S., 090013915M (2003) PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA PENDERITA GONDOK DAN BUKAN PENDERITA GONDOK SISWA SLTP NEGERI II BANGOREJO DI DAERAH ENDEMIK GONDOK KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) 8.pdf Download (293kB) | Preview
Preview	Text (Halaman depan) 35168_Part1.pdf Download (480kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext) 35168_Part2.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Lampiran) 35168_Part3.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Sampai saat ini upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Karena sampai saat ini masih terus mendapat sorotan dari masyarakat. Keadaan ini juga terjadi pada SLTP Negeri II Bangorejo yang berada di daerah endemik gondok. Sebagai gambaran nilai rata-rata dari kelima mata pelajaran yang diujikan dalam EBTANAS tahun 2001 masih kurang yaitu sebesar 5,21. Dari hasil survey gondok di Kecamatan Bangorejo tahun 2002 prevalensi gondok sebesar 24,85% (Dinkes Kabupaten Banyuwangi, 2002). Sedangkan dari hasil survey yang dilakukan peneliti pada siswa SLTP Negeri II Bangorejo prevalensi gondok sebesar 21,35% Mengingat dampak GAKI pada anak usia sekolah adalah terjadinya kesulitan belajar dari menurunkan kemampuan berpikir siswa, akibatnya prestasi belajar anak rendah. Dengan demikian tingginya prevalensi gondok dapat memberi pengaruh yang besar terhadap menurunnya tingkat prestasi belajar siswa SLTP Negeri II Bangorejo Penelitian ini mempelajari perbedaan prestasi belajar siswa SLTP antara siswa dengan gondok dengan siswa tanpa gondok yang tinggal di daerah endemik gondok. Penelitian ini merupakan studi lapangan, sedangkan metode yang dipakai adalah study observasi analitik yang bersifat komparatif. Dimana data diambil secara cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa SLTP Negeri II Bangorejo kelas I, kelas II dan kelas III sebesar 342 siswa. Jumlah sampel terdiri dari kelompok gondok sebesar 31 siswa, ialah mereka yang mengalami pembesaran kelenjar gondok (gradasi IA). Dan kelompok tidak gondok sebesar 31 siswa ialah mereka yang tidak mengalami pembesaran kelenjar gondok (gradasi 0). Pembesaran kelenjar gondok (variabel bebas) diukur berdasarkan pemeriksaan dengan cara palpasi menurut kriteria WHO, tahun 1990. Prestasi belajar (variabel tergantung ) diukur dengan menggunakan hasil ulangan umum Semester I mata pelajaran Matematika, Biologi,Ekonomi, dan Bahasa Indonesia. Untuk mengukur motivasi belajar, status sosial ekonomi, konsumsi besi, konsumsi energi dan protein (variabel perancu) dilakukan dengan mengisi kuesioner dan wawancara. Dan untuk mengukur status gizi dilakukan pengukuran antropometri, yaitu BB/TB². Tehnik analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara kelompok gondok dan kelompok tidak gondok adalah uji t dua sampel bebas pada taraf signifikansi 0,05. Dan untuk mengetahui hubungan antara kejadian gondok dengan prestasi belajar digunakan regresi logistik multivariat pada tarafsignifikansi 0,05. Hasil penelitian menginformasikan adanya perbedaan yang signifikan prestasi belajar kelompok gondok dengan kolompok tidak gondok.(p= 0,006) dan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian gondok dengan prestasi belajar (p= 0,005). Kejadian gondok berhubungan secara signifikan dengan prestasi mata pelajaran matematika (p= 0,012) dan biologi (p= 0,012). Dengan nilai odds ratio 10,182 dapat dikatakan siswa yang mengalami pembesaran kelenjar gondok mempunyai resiko mendapat prestasi belajar kurang sepuluh kali lebih besar dibandingkan siswa yang tidak mengalami pembesaran kelenjar gondok.

Actions (login required)

View Item