EMA SUMIARTI (2004) PERBEDAAN GAYA KERJA PIMPINAN DALAM POLA ATRIBUSI : DITINJAU DARI ATRIBUSI INTERNAL DAN EKSTERNAL PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI JAWA TIMUR. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Abstract

Manusia sejak lahir tidak lepas dari interaksi dengan orang lain, baik di lingkungan tempat tinggal maupun dikantor tempat bekerja. Pada tempat bekerja interaksi antara pimpinan dan bawahan dalam menyelesaikan tugas harus berjalan baik sehingga tugas dapat terselesaikan dengan baik. Tindakan yang ditampilkan pimpinan dalam berinteraksi dengan bawahan dikenal dengan gaya kerja. Setiap pimpinan mempunyai gaya kerja yang berbeda dengan bawahan dan rekan kerjanya. Bawahan tidak diharuskan mengikuti gaya kerja pimpinan seperti yang selama ini terjadi. Sebagai seorang pimpinan dan pribadi agar sumber daya manusianya berguna pimpinan harus bisa menyesuaikan gaya kerja dengan bawahan dan rekan kerja. Gaya kerja ini mempunyai peranan dalam mencari sebab - sebab kesuksesan dan kegagalan bawahan dalam menyelesaikan tugas. Untuk itu perlu mengetahui perbedaan gaya kerja pimpinan dalam pola atribusi ditinjau dari atribusi internal dan eksternal pada pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksploratif dengan pendekatan kuantatif. Populasi sampel 74 orang dengan menggunakan teknik sampling stratified proporsional pejabat struktural dan fungsional Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. Gaya kerja menggunakan alat kuisioner adopsian dan atribusi menggunakan alat ukur kuisioner dengan tipe cunstruct validity. Analisis terhadap gaya kerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur terdapat pimpinan yang bergaya kerja komandan 21 orang, bergaya kerja pelayan 10 orang, bergaya kerja bohemian / seniman 7 orang, bergaya kerja birokrat 18 orang dan bergaya kerja manajer 18 orang. Dari keseluruhan gaya kerja tersebut mempunyai atribusi yang berbeda dalam pencarian sebab - sebab kesuksesan dan kegagalan bawahan dalam menyelesaikan tugas. Untuk analisis perbedaan atribusi internal dan ekternal dilakukan dengan mempergunakan chi square test. Dengan taraf signifikan 5 %, maka tiap - tiap jenis gaya kerja diperoleh hipotesis - nihil ditolak sebanyak tiga jenis gaya kerja karena memiliki nilai p < 0,05. Ketiga gaya tersebut yaitu gaya kerja komandan memiliki x2 = 3,835 dengan nilai p = 0,003 dan df = 1, gaya kerja pelayan X2 = 8,588 dengan nilai p = 0,003 dan df = 1 dan gaya kerja birokrat X2 = 8,335 dengan nilai p = 0,004 sedangkan dua hipotesis nihil diterima karena mimiliki nilai p > 0,05, yaitu gaya kerja bohemian / seniman memiliki X2 = 0,491 dengan nilai p = 0,484 dan df = 1 serta gaya manajer X2 = 2,139 dengan p = 0,144 dan df = 1. Dari keseluruhan jenis gaya kerja yaitu komandan, pelayan, bohemian / seniman, birokrat dan pelayan setelah dilakukan chi square test memiliki hasil nilai X2 = 4,887 nilai p = 0,027 dan df = 4. Sehingga hipotesis nihil ditolak karena nilai p < 0,05. Antara gaya kerja dan atribusi mempunyai hubungan dalam melihat kesuksesan dan kegagalan bawahan ketika menyelesaikan tugas. Berdasarkan analisis, perbedaan gaya kerja dan atribusi pimpinan dalam melihat kesuksesan dan kegagalan bawahan ketika menyelesaikan tugas dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan atribusi antar tiap gaya kerja pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur.

Actions (login required)

View Item