MAKHFUDLI, 091170115 (2016) PENGARUH MODIFIKASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
10. ABSTRAK.pdf Download (937kB) | Preview |
|
|
Text (Halaman Depan)
35229ok_Part1.pdf Download (873kB) | Preview |
|
Text (Fulltext1)
35229ok_Part2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (Fulltext2)
35229ok_Part3_Part1.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
|
Text (Daftar Pustaka)
35229ok_Part3_Part2_Part1.pdf Download (251kB) | Preview |
|
|
Text (Lampiran)
35229ok-ilovepdf-compressed.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Tuberkulosis paru akan membawa dampak besar dalam kehidupan pasien baik secara fisik, mental maupun kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy, respon penerimaan dan respon biologis pada pasien tuberkulosis paru. Desain quasi experiment, non-randomized control group pretest posttest design. Besar sampel sebanyak 42 responden. Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy menggunakan uji Paired t Test. Mengetahui perbedaan responden kelompok perlakuan dan kontrol digunakan uji Independent t Test. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy secara signifikan dapat memperbaiki self efficacy (p=0,000), memperbaiki respon psikologis (p=0,000), memperbaiki respon sosial (emosi) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (cemas) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (intereaksi sosial) (p=0,000), tidak memperbaiki respon stres (p=0,202), terdapat penurunan selisih nilai rerata kadar kortisol (-8,08) perlakuan terjadi peningkatan selisih rerata sebesar (7,6) kelompok kontrol, terdapat perbedaan BTA awal pengobatan (p= 0,044), terdapat berbedaan BTA setelah 1 bulan pengobatan (p= 0, 023), dan terdapat berbedaan BTA 2 bulan akhir fase intensif (p= 0,021) Kesimpulan menunjukan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy dapat meregulasi self efficacy, respon psikologis dan respon sosial mengakibatkan penurunan kortisol menginduksi peningkatan sistem imun akan merusak atau menghancurkan tuberkulosis sehingga tercermin mempercepat angka konversi BTA.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK DIS.K.13/16 Mak p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy, self efficacy, respon penerimaan, respon biologis, tuberkulosis paru | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC705-779 Diseases of the respiratory system | |||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Guruh Haris Raputra, S.Sos., M.M. '- | |||||||||
Date Deposited: | 24 Jun 2016 06:33 | |||||||||
Last Modified: | 11 Jul 2017 21:02 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35229 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |