Sunusmo, 090013995
(2003)
PENGARUH KONDISI PELATIHAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP TINGKAT PRESTASI KERJA OPERATOR FORKLIF PADA UNIT USAHA TERMINAL SERBAGUNA DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA : Penelitian Eksperimental Laboratoris.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Pelabuhan Tanjung Perak adalah salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia di Lingkungan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia III dengan kantor pusat di Surabaya, yang melayani kegiatan bongkar muat barang, hewan dan penumpang untuk Indoensia bagian Timur pada khususnya. Melihat dari tugas pokok yang sangat strategis, meskipun perusahaan telah dilengkapi dengan peralatan bongkar muat peti kemas dan barang yang modern serta sistim dan prosedur yang sistematis, maka tanpa dioperasikan oleh sumber.daya manusia yang mempunyai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap mental (attitude) yang baik dan siap. Kinerja pelabuhan dapat dilihat dari jumlah jasa pelayanan bongkar muat baik dari jumlah unit kapal yang datang maupun dari jumlah atau volume bongkar muat barang dalam periode tertentu. Kondisi kegiatan operasional selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan. Prestasi kerja seseorang karyawan/operator forklif pada dasarnya adalah hasil kerja seorang operator selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standard, target / sasaran. Keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan kemampuan organisasi merupakan kunci utama organisasi untuk dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai khususnya operator forklif. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh dari pelatihan, tingkat pendidikan dan motivasi kerja dalam hubungannya dengan prestasi kerja pegawai operator forklif pada Divisi Usaha Terminal Serbaguna di Pelabuhan Cabang Tanjung Perak Surabaya. Populasi dari penelitian ini adalah pegawai pada Divisi Usaha Terminal Serbaguna sebanyak 139 orang. Sampel yang diambil adalah 60 orang pegawai. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang menjelaskan hubungan antara pelatihan, tingkat pendidikan dan motivasi dengan prestasi kerja. Dari sampel yang diteliti didapatkan 65 % responden berpendidikan SMA atau sederajat, dan 83,37 % responden sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan 43,3 % pegawai berhasil menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu setelah dilakukan pelatihan, bahkan 56,7 % berhasil menyelesaikan lebih cepat. Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya pelatihan bagi peningkatan prestasi pegawai, baik di lihat dari kecepatan, kedisiplinan, inisiatif dan kerja sama. Pengujian hasil dari kuisioner dilakukan dengan Program SPSS ver 10.00. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dilakukan uji regresi linier berganda. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung kuat karena memiliki R sebesar 0,884. Prestasi kerja memang dipengaruhi oleh kemampuan karyawan dan motivasi karyawan. Prestasi kerja dipengaruhi oleh pelatihan, tingkat pendidikan dan motivasi sebesar 71,2 % (R2), sisa sebesar 18,8 % ditunjukkan oleh variabel lain selain variabel yang diteliti. Model regresi yang didapat dari penelitian mempunyai tingkat kesalahan yang keci. Variasi variabel bebas dan variabel tergantung yang cukup besar ini menunjukkan kekuatan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tergantung. Adanya pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap prestasi kerja, sesuai dengan penelitian terdahulu, dimana prestasi kerja akan meningkat jika diberikan pelatihan. Hubungan prestasi kerja dengan pelatihan adalah positif 0,445, artinya setiap peningkatan 1 (satu) unit variabel pelatihan, maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,445 unit dan ditambahkan nilai konstanta sebesar 0,956 sehingga nilai Y (Prestasi Kerja) adalah 1,401 (dengan asumsi variabel yang lain bernilai 0). Setelah dilakukan uji secara parsial terhadap variabel pelatihan, maka variabel pelatihan dapat digunakan sebagai model dalam regresi. Hal ini menunjukkan variabel pelatihan secara signifikan mempengaruhi variabel prestasi kerja. Motivasi mempunyai hubungan positif 0,409 terhadap perubahan prestasi kerja. artinya motivasi juga mempengaruhi prestasi kerja secara signifikan. Hubungan positif artinya setiap peningkatan terhadap variabel motivasi, maka Prestasi Kerja juga meningkat. Peningkatan 1 (satu) unit motivasi akan meningkatkan prestasi kerja karyawan sebesar 0,409 unit dan ditambahkan konstanta sebesar 0,956 sehingga nilai Y (Prestasi Kerja) adalah = 1,365 (dengan asumsi variabel yang lain bernilai 0). Adanya pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap prestasi kerja, sesuai dengan penelitian sebelumnya, dimana prestasi kerja akan meningkat jika diberikan pelatihan. Rata-rata jawaban dari pimpinan masing-masing responden juga menyatakan sangat setuju terhadap dampak pelatihan yang diberikan terhadap bawahannya semakin meningkatkan kemampuan karyawan. Kondisi pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap variabel prestasi kerja dibandingkan variabel tingkat pendidikan dan motivasi, hal ini ditunjukkan dengan 131 sebesar 0,626. Motivasi mempengaruhi prestasi kerja sebesar 0,274 dan tingkat pengaruh yang terkecil adalah tingkat pendidikan yaitu sebesar 0,095. </description
Actions (login required)
 |
View Item |
