Anik Handayati, 0901145890 (2003) PENGARUH PENYIMPANAN SELAMA 24 JAM TERHADAP PERUBAHAN KADAR KREATININ , KALSIUM DAN FOSFAT URINE. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) jiptunair-gdl-s2-2004-handayatia-1175-tkd_09-04 ABSTRAK.pdf Download (340kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) jiptunair-gdl-s2-2004-handayatia-1175-tkd_09-04.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat akan memberikan gambaran dan informasi kesehatan seseorang dan membantu menegakkan diagnosis dengan tepat. Tahap pra analitik yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan urine kumpulan atau urine 24 jam adalah tahap penanganan dan penyimpanan sampet urine. Pemeriksaan laboratorium yang membutuhkan urine 24 jam adalah pemeriksaan kreatinin urine, kalsium urine dan fosfor urine. Penyimpanan pada suhu kamar tanpa pengawetan dapat menyebabkan dekomposisi urine sehingga hasil pemeriksaan kurang akurat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh cara penyimpanan terhadap perubahan kadar kreatinin, kalsium dan fosfor urine yang disimpan selarna 24 jam. Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimental laboratorik dengan. rancangan sama subyek. Macam atau Jenis perlakuan dalam penelitian ini adalah penyimpanan pada suhu kamar, suhu kamar + HCI, suhu 2 8°C dan suhu 2 8°C + HCL Sampel urine segar diperoleh dari penderita yang diperiksakan di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo. Besar sampel adalah 30 dan pengambilan sampel dilakukan dengan selective sampling. Sebagai pembanding dilakukan pemeriksaan sampel urine tanpa penyimpanan. Selain itu sebelumnya Juga dilakukan pemeriksaan carik celup urine. Metode untuk pemeriksaan kreatinin adalah metode Jaffe kinetik tanpa deproteinasi, sedangkan untuk pemenriksaan fosfor urine digunakan metode ammonium molibdat. Keduanya dianalisis dengan autoanalyzer Hitachi 704. Metode untuk pemeriksaan kalsium urine adalah arsenazo III dan dibaca dengan fotometer Clinicon 4010. Pemerlksaan carik celup menggunakan Combur 10 test M dengan alat miditron. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan Uji statistik non parametrik Kruskal Wallis dan diteruskan dengan Mann Whitney Test. Pada pengaruh cara penyimpanan terhadap perubahan kadar kreatinin didapatkan p = 0,011 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna. Penyimpanan pada suhu kamar berbeda bermakna jika dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar + HCI (p=0,047), suhu 2 8°C (p=0,002) dan suhu 2 8°C + HCI (P=0,015). Pada pengaruh cara penyimpanan terhadap perubahan kadar kalsium urine didapatkan p = 0,015 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna. Penyimpanan pada suhu kamar berbeda bermakna jika dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar + HCl (0,005), suhu 2 8°C (p=0,0 17) dan suhu 2 8°C + HCl (0,0 11). Pada pengaruh cara penyimpanan terhadap perubahan kadar fosfor urine juga menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan p = 0,018. Penyimpanan pada suhu kamar berbeda bermakna jika dibandingkan dengan suhu. 2 8°C (p=0,037), suhu kamar + HCl (p = 0,023) dan suhu 2 8°C + HCl ( p = 0,003). Penyimpanan pada suhu kamar menunjukkan perbedaan terhadap ke tiga cara penyimpanan yang lain. Sedangkan antara ke tiga cara penyimpanan, yaitu penyimpanan pada suhu kamar + HCI, suhu 2 8°C dan suhu 2 8°C + HCI tidak menunjukkan perbedaan. Jika dilihat dari rata rata perubahan kadar kreatinin, kalsium atau fosfor urine, maka. penyimpanan pada suhu kamar mempunyai rata rata penurunan paling besar. </description

Actions (login required)

View Item