ILHAM TRIKORANTONO, 090014039
(2003)
OPTIMALISASI PEMANFAATAN KAMAR OPERASI BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR RUMAH SAKlT, WAKTU TUNGGU DAN WAKTU PELAYANAN OPERASI PASIEN ELEKTIF DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD NGANJUK.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk juga merupakan rumah sakit kelas C milik Pemerintah Kabupaten Nganjuk di samping RSUD Kertosono. RSUD Nganjuk untuk melayani masyarakat Nganjuk bagian barat, sehingga pelayanan yang baik dan memuaskan sangat diharapkan masyarakat. Sebagai survei awal penelitian ini ditemukan bahwa 65% pasien tidak jadi dioperasi dengan alasan menurut pasien terlalu lama menunggu sebelum dioperasi padahal pemanfaatan kamar operasi rendah (56,25%). Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi pemanfaatan kamar operasi yang rendah adalah faktor rumah sakit, waktu tunggu dan waktu pelayanan operasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun upaya optimalisasi pemanfaatan kamar operasi berdasarkan analisis faktor rumah sakit, waktu tunggu dan waktu pelayanan pasien elektif di Instalasi Bedah Sentral RSUD Nganjuk. Metode yang dipergunakan dalam penelitian tesis ini adalah operation research yaitu pengambilan keputusan optimal dari penyelesaian masalah dengan model sistem yang berasal dari persoalan nyata. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien seluruh pasien yang telah didiagnosis kasus bedah (bedah umum, bedah tulang, kebidanan-kandungan, THT dan mata) yang telah mendaftar di Instalasi Bedah Sentral RSUD Nganjuk dan seluruh dokter spesialis (operator). Sampel penelitian ini adalah pasien bedah elektif yang dioperasi pada tanggal 24 Juni sampai dengan 6 Juli 2002 dan 5 orang dokter spesialis (bedah, bedah umum, kebidanan-kandungan, THT, mata). Analisis hasil penelitian ini memberi informasi bahwa jumlah pasien berdasarkan jenis kasus bedah yang dioperasi selama penelitian sebanyak 25 orang dalam 10 hari kerja dengan penjadualan operasinya tidak mengikuti aturan tertentu terserah dokter operatornya. Sarana dan prasarana masih kurang, kebijakan-kebijakan yang ada di Instalasi Bedah sentral perlu ditinjau ulang dan dibuatkan yang baru, tidak ada waktu standar dalam pelayanan, jumlah petugas masih kurang dan beban kerja petugas yang tidak merata. Hal ini yang dapat menyebabkan pemanfaatan kamar operasi kurang. Hasil pengamatan yang dilakukan selama 2 minggu (10 hari kerja) didapatkan rata - rata lama pelayanan di kamar operasi untuk: kasus minor 28,60 menit, kasus medium 40,33 menit, kasus mayor 45,67 menit dan kasus khusus 56,75 menit. Rata-rata lama menunggu di luar rumah sakit pasien yang telah dioperasi: kasus minor 32,60 hari, kasus medium 18,00 hari, kasus mayor 29,33 hari dan kasus khusus 33,75 hari. Rata-rata lama menunggu bagi pasien yang belum mendapatkan pelayanan operasi untuk: kasus minor 36,50 hari, kasus medium 24,67 hari dan kasus mayor 29,33 hari. Perhitungan waktu tunggu dalam antrian untuk kasus minor l,46 hari, kasus medium 1,64 hari, kasus mayor 2,33 hari dan kasus khusus 3,63 hari. Upaya yang diusulkan untuk optimalisasi pamanfaatan kamar operasi adalah penjadualan yang lebih baik jumlah kegitan operasi tiap hari, penambahan perawat anggota tim, perawat anestesi dan petugas lain yang diperlukan untuk Instalasi Bedah Sentral, penyediaan alat operasi bedah tulang yang kurang, up grade gedung instalasi bedah sentral, penambahan gedung khusus untuk operasi minor dan emergensi.</description
Actions (login required)
 |
View Item |
