Zainuri, 090014026 M (2003) ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMKA) SEBAGAI DASAR MENYUSUN UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SIMKA (Studi kasus di Dinas Kesehatan propinsi Kalimantan Tengah). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) jiptunair-gdl-s2-2005-zainuri-1466-tka_22-04.pdf Download (504kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 35364a_Part1.pdf Download (389kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext) 35364a_Part2_Part1.pdf Download (2MB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 35364a_Part2_Part2.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Lampiran) 35364a_Part3.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA) merupakan sistem terpadu yang meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur , tata kerja, sumber daya manusia, dan teknologi komputer untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat, dalam rangka mendukung kegiatan administratif dan manajemen kepegawaian di lingkungan Departemen Kesehatan. Sistem ini disusun untuk menjamin aksesibilitas data kepegawaian di seluruh tingkatan administrasi kesehatan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan kepegawaian. Pelaksanaan SIMKA di Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah menunjukkan kualitas dan kuantitas yang cukup rendah dengan ditandai oleh rendahnya Tingkat Kemampuan Menginput Data SIMKA sebesar 16,39% (dibandingkan dengan pencapaian Nasional 88.09%) dan Tingkat Kelengkapan Data SIMKA sebesar 14, 38% (dibandingkan dengan pencapaian Nasional 53.00%). Kondisi ini mengakibatkan data kepegawaian tidak lengkap dan akurat sehingga belum dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terbadap faktor informware, software, hardware, brainware, lingkungan, sistem dan prosedur, serta proses pelaksanaan di Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah sebagai dasar untuk menyusun upaya-upaya peningkatan kualitas dan kuantitas Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA). Dengan tujuan khususnya: (1) Mempelajari faktor yang menghambat pelaksanaan program SIMKA ditinjau dari aspek informware, software, hardware, lingkungan, brainware, serta sistem dan prosedur. (2) Mempelajari proses pelaksanaan SIMKA meliputi komunikasi, supervisi, koordinasi. pengawasan dan pengendalian. (3) Menyusun upaya-upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas SIMKA Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif berupa analisis isi dengan bantuan matriks. Instrumen yang digunakan meliputi observasi lapangan dan pengisian kuesioner tertutup dan terbuka. Tahap analisis meliputi: (1) Analisis Faktor. mengkaji informasi hasil observasi. kuesioner tertutup dan terbuka secara terpisah, (2) Tahap Analisis Sistem SIMKA berupa pembuatan Matriks Kuesioner Tertutup Dukungan dan Hambatan, pembuatan Matriks Analisis Isi Kuesioner Terbuka Dukungan dan Hambatan, pembuatan Matriks Analisis Sistem SIMKA untuk mendapatkan kualifikasi indikator sesuai definisi operasional variabel. (3) Tahap Studi Evaluasi Pelaksanaan SIMKA untuk mendapatkan tinjauan kritis terhadap hambatan pada setiap faktor SIMKA dengan mengacu pada kondisi ideal yang ditunjukkan oleh teori pendukung. (4) Tahap penyusunan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SIMKA. Hasil penelitian memberikan infonnasi bahwa: (1) hambatan faktor informware berupa banyaknya data SIMKA yang tidak lengkap dan akurat (2) Hambatan faktor Software terletak pada belum dapat dipahaminya program aplikasi SIMKA dengan mudah oleh pengelola SIMKA. (3) faktor Hardware secara kualitas spesifikasi komputer telah melebihi standar Departemen Kesehatan, (4) Hambatan faktor Brainware terletak ada rendahnya pendidikan personel SIMKA, belum dipahaminya tujuan dan Prosedur pelaksanaan SIMKA sehingga berpengaruh terhadap kualitas kerja. (5) Hambatan faktor lingkungan fisik berupa sempitnya ruang kerja SIMKA yang mengganggu aktivitas bekerja, lingkungan sosial berupa kurangnya dukungan dari pimpinan dan rekan kerja, serta masih sering terjadi konflik antar pegawai (6) Hambatan faktor Sistem dan Prosedur adalah belum dapat dilaksanakannya tahapan SIMKA sesuai dengan target, kesulitan mendapatkan data mentah yang lengkap dan akurat, dan pengiriman perubahan data dari tingkat kabupaten/ kota yang tidak tepat waktu (7) Faktor proses pelaksanaan SIMKA menunjukkan rendahnya kualitas komunikasi, koordinasi, supervisi, serta pengawasan dan pengendalian. Hasil dari penelitian di atas digunakan untuk menyusun upaya-upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SIMKA dengan menggunakan pendekatan Quality Assurance (QA) dengan menggunakan Sepuluh Langkah Siklus QA yaitu menjaga mutu kegiatan-kegiatan secara periodik, memonitor pelayanan dan hasilnya, menginventarisasi kekurangan - kekurangan menemukan penyebabnya dan membuat koreksi dan solusi yang diperlukan. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan peningkatan kualitas dan kuantitas SIMKA di Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah setelah dilakukan perbaikan-perbaikan dengan menggunakan pendekatan Quality Assurance.

Actions (login required)

View Item