Retno Adriyani, 090210440 L (2004) Kadar Pb udara, kadar Pb darah dan efeknya terhadap kesehatan pedagang kaki lima jalan Dharmawangsa di Kota Surabaya. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) jiptunair-gdl-s2-2005-adriyanire-1793-tka_04-05 ABSTRAK.pdf Download (300kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) jiptunair-gdl-s2-2005-adriyanire-1793-tka_04-05.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Pencemaran Pb di lingkungan, khususnya udara, dapat menimbulkan efek bagi kesehatan masyarakat, karena Pb di udara dapat diabsorbsi melalui jalan nafas terutama dalam pembuluh darah paru. Pedagang kaki lima (PKL), terutama yang berjualan di tepi jalan raya, merupakan anggota masyarakat yang berpotensi terpapar Pb dan memiliki risiko mengalami abnormalitas kadar Pb darah serta gangguan kesehatan. Timbal di udara perkotaan terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan Pb oksida berbentuk debu yang dapat terhirup oleh manusia. Debu Pb disebarkan angin, dimana penyebarannya sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin, hujan, tumbuhan, gedung-gedung tinggi, jalan yang sempit dan kemacetan lalu lintas. Baku Mutu Lingkungan (BML) untuk parameter Pb di udara, menurut WHO batas syarat maksimal kadar Pb udara yang diperbolehkan adalah sebesar 0,5 - 1,5 µg/m3, menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, adalah sebesar 2 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran dan 1 µg/m3 untuk 1 tahun pengukuran, dan menurut Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur nomor 129/1996 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak adalah sebesar 60 µg/m3. Timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencemaran dan permukaan kulit, dimana saluran pernafasan merupakan rute utama. Setiap individu memiliki variasi kemampuan untuk mengabsorb Pb dari lingkungan sekitamya. Pada orang dewasa yang terpapar Pb dari lingkungan, konsentrasi Pb dalam darah (PbB) tidak boleh melebihi 25-30 µg/100mL dan normalnya 15-25 µg/100mL. Tingginya kadar Pb dalam darah dapat menimbulkan efek bagi kesehatan manusia antara lain gangguan terhadap darah, sistem syaraf, ginjal, jantung, sistem pencemaran dan sistem reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar Pb udara, Pb darah dan efeknya terhadap kesehatan pedagang kaki lima jalan Dharmawangsa di kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2003 hingga Agustus 2004, merupakan penelitian analitik observasional yang dilaksanakan secara cross sectional pada PKL yang berjualan di tepi jalan. Responden dibagi 2 kelompok yaitu PKL yang berjualan di lokasi padat kendaraan yaitu di jalan Dharmawangsa dan PKL yang berjualan di lokasi tidak padat kendaraan yaitu di jalan Dharmahusada Indah Timur. Pada penelitian ini dilakukan analisis kadar Pb udara ambien, kadar Pb darah PKL dan gangguan kesehatan PKL yaitu kadar Hb darah, tekanan darah, sakit kepala, melemahnya daya ingat, sukar berkonsentrasi, sakit pada otot dan tulang, tremor, nafsu makan berkurang, nyeri lambung, dan tidak lancar buang air besar. Hasil penelitian menunjukkan kadar Pb udara ambien rata-rata di jalan Dharmahusada Indah Timur sebesar 0,15 µg/m3, sedangkan kadar Pb udara ambient rata-rata di jalan Dharmawangsa lebih tinggi yaitu sebesar 2,71 µg/m3. Kadar Pb udara rata-rata di jalan Dharmahusada Indah Timur masih di bawah BML, sedangkan kadar Pb udara rata.rata di jalan Dharmawangsa sedikit melampaui BML menurut WHO dan PP RI nomor 41/1999. Kadar Pb darah rata-rata PKL di jalan Dharmahusada lndah Timur sebesar 0,68476 µg/100ml dan kadar Pb darah rata-rata PKL di jalan Dharmawangsa sebesar 2,49125 µg/l00ml, keduanya masih berada di bawah kadar Pb darah normal. Terdapat perbedaan antara rata-rata Pb darah PKL di jalan Dharmahusada Indah Timur dengan rata-rata Pb darah PKL di jalan Dharmawangsa (p = 0,002). Pb udara ambien di lokasi penelitian berpengaruh terhadap kadar Pb darah PKL (p = 0,002). Kadar Hb darah rata-rata PKL di jalan Dharmahusada Indah Timur sebesar 16,1 g/100ml untuk laki-Iaki dan 14,5 g/100ml untuk perempuan, kadar Hb rata-rata PKL di jalan Dharmawangsa sebesar 14,9 g/100ml untuk laki-Iaki dan 13,4 g/100ml untuk perempuan, keduanya masih berada pada kisaran normal. Tekanan darah sistolik rata-rata PKL di jalan Dharmahusada Indah Timur sebesar 124,76 mmHg dan 127,5 mmHg untuk PKL di jalan Dharmawangsa, masih berada dikategori normal. Tekanan darah diastolik rata-rata PKL di jalan Dharmahusada Indah Timur sebesar 79,29 mmHg dan 85,75 mmHg untuk PKL di jalan Dharmawangsa, dan masih berada dikategori normal. Kadar Pb darah tidak memiliki pengaruh terhadap gangguan kesehatan (konstanta, p = 0,000). Saran dari penelitian ini adalah pengambilan sampel parameter Pb udara sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali dalam waktu 24 jam dengan selang waktu 8 jam, sesuai dengan ketentuan. Tetapi karena keterbatasan peneliti, pengukuran hanya dilakukan 2 kali dalam 24 jam, yang kebetulan merupakan jam sibuk lalu lintas yaitu sekitar jam 7-9 pagi dan 15-17 sore, sehingga didapatkan hasil yang relatif tinggi pada lokasi padat kendaraan. Untuk dapat mengevaluasi gangguan kesehatan seseorang terhadap paparan Pb memerlukan pemeriksaan medis lengkap dan pengukuran minimal Pb darah, Hb, free erythrociteporphyrin (FEP) dan zincprotoporphyrin (ZPP). Untuk dapat memperoleh trend kenaikan Pb darah pada PKL akibat pemaparan Pb udara akibat kegiatan transportasi yang lebih rinci, dapat dilakukan penelitian kohor. </description

Actions (login required)

View Item