Sammyles G. M. Amaheka, 090315124 M (2005) PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN PENURUNAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-sammylesgm-476-tps_52_05 ABSTRAK.pdf Download (357kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 35560_Part1.pdf Download (265kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext1) 35560_Part2.pdf Download (793kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 35560_Part3.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Daftar Pustaka + Lampiran) 35560_Part4.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketidakpastian fenomena dan keinginan untuk mendapatkan model yang mendekati kenyataan sebagai acuan yang lebih jelas, agar supaya kebijakan nantinya dapat lebih terarah di dalam usaha-usaha pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan penyerapan tenaga kerja pada provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Timur. Identifikasi awal menunjukkan adanya fenomena yang tidak teratur dalam tataran makro tentang laju pembangunan dalam dimensi Human Development Index (HDI), laju penurunan kemiskinan dalam dimensi Human Poverty Index (HPI) dan laju penyerapan tenaga kerja dalam dimensi Ketenagakerjaan. Berakibat sulitnya memprediksi apa yang akan terjadi nantinya, sebagai bekal dalam mengambil kebijakan saat ini. Pola pikir tersistem memberikan ruang untuk membuat suatu rumusan sederhana dalam membentuk suatu hubungan logika di dalam sistem maupun antar sistem itu sendiri, yaitu masing-masing adalah; sistem dimensi HPI, dimensi HDI dan dimensi Ketenagakerjaan. Landasan teori utama adalah yang menghubungkan Ketenagakerjaan dengan HDI, yaitu teori Elastisitas Kesempatan Kerja (Ekk). Dimensi HDI dengan HPI dihubungkan dengan operasi matematis sederhana dengan variabel buta huruf dan melek huruf. Selanjutnya kedua teori tersebut dibentuk dalam suatu pola atau model berpikir tersistem Peter Senge yang diterjemahkan oleh Program Stella menjadi sesuatu yang begitu sederhana di dalam menjawab rumusan penelitian, yaitu: 1) apakah ada hubungan antara ketenagakerjaan dan kemiskinan, 2) berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menurunkan kemiskinan yang diinginkan sesuai dengan target waktu di masa datang? Melalui beberapa tahapan analisis dengan menggunakan beberapa skenario sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, maka dihasilkan beberapa simpulan seperti tersebut di bawah ini; I) terdapat hubungan asosiasi antara ketenagakerjaan dan kemiskinan. Karena dengan kondisi Elastisitas Kesempatan Kerja (Ekk) dalam konsisi golongan uniter atau bernilai 1 atau pada kondisi laju (A) kesempatan kerja terhadap laju (A) pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan dalam keadaan seimbang dari 3 skenario yang dibuat, menghasilkan nilai kesempatan kerja atau kebutuhan tenaga kerja yang berbeda pula. Dengan kata lain, bahwa dengan nalknya nilai pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan, akan menaikkan jumlah penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal lain yang dapat membuktikan hal tersebut di atas adalah, kabupaten/kota dengan angka pengeluaran riil per kapita (dimensi HDI) yang tinggi cenderung mempunyai indeks kemiskinan (HPI) yang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota dengan angka pengeluaran riil per kapita (dimensi HDI) yang lebih rendah. 2) semakin tinggi trend penyerapan tenaga kerja, maka semakin menurun trend kemiskinan yang terjadi. 3) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usaha menurunkan kemiskinan dari tahun 2004 s/d 2015, sangat dipengaruhi oleh nilai Ekk yang diasumsikan

Actions (login required)

View Item