M. Zainul Arifin, 090214778 M
(2005)
PENGARUH LATIHAN LEG-PRESS INTENSITAS TINGGI DAN RENDAH TERHADAP DAYA LEDAK DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Daya ledak dan daya tahah otot tungkai merupakan komponen yang sangat menentukan dalam olahraga prestasi. Banyak faktor yang mempengaruhi daya ledak dan daya tahan otot tungkai antara lain latihan Leg-Press dengan Intensitas 50% dan Intensitas 80% max. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari hasil latihan Leg-Press Intensitas rendah (50% max) dan Intensitas tinggi (80% max) terhadap daya ledak dan daya tahan otot tungkai. Rancangan penelitian yang digunakan adalah "The Pre - Post test Control Group Design". Orang coba yang dipilih adalah mahasiswa UNESA Fakultas Ilmu Keolahragaan usia 19 tahun - 23 tahun, sehat dan tidak didapatkan kontra indikasi terhadap latihan fisik. Orang coba dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Kelompok Kontrol (K0), Kelompok Intensitas 80% max (K1) dan kelompok Intensitas 50% max (K2). Ketiga kelompok ini, 2 kelompok (K1 dan K2) diberi perlakuan yaitu latihan Leg-Press. Variabel bebas pada penelitian ini adalah latihan leg-press Intensitas Tinggi (80% max) dan Intensitas Rendah (50% max) masing-masing kelompok melakukan latihan selama 6 minggu dengan frekwensi 3 kali tiap minggu. Setiap kali latihan terdiri 15 kali repetisi tiap set dengan jumlah 5 set. Latihan 5 set dengan waktu antar set dalam interval 1:3 artinya waktu kerja 30 dt dan waktu istirahat 90 dt sehingga lama latihan dalam 5 set adalah 10 menit per orang coba. Variabel tergantung yang diukur adalah daya ledak dan daya tahan otot tungkai. Daya ledak otot tungkai bisa diukur melalui test vertical jump dengan menggunakan alat vertical MD diperoleh hasil selisih tinggi lompatan (D). Daya ledak adalah hasil konversi dari selisih tinggi lompatan dengan rumus P = akar kwadrat4,9W.akar kwadrat D dalam satuan kg m/s. Daya tahan otot tungkai bisa diukur melalui test leg-press dengan ketahanan sekian lama (kali) sampai orang coba mengalami kelelahan max (tidak kuat lagi) Data daya ledak dan daya tahan otot tungkai dapat diambil saat sebelum latihan (Pre test), sesudah latihan tahap I selama 3 minggu (Post test I) dan sesudah latihan tahap II selama 6 minggu (Post test 2). Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji normalitas distribusi, uji homogenitas varian, uji Anova/Manova, uji multi variate, dan LSD) dengan taraf signifikansi 5% (ά= 0,05). Hasil uji Anova/Manova terhadap variabel daya ledak otot tungkai Pre test dan Post test memberikan hasil bahwa : (1) Tidak ada perbedaan yang bermakna (P = 0,773) antara Pre test (107,3202 ± 13,3004) dengan Post test 1 (107,4758 ± 14,500) dan Post test 2 (111,1443 ± 12,7477) pada kelompok Ko, (2) Ada perbedaan yang sangat bermakna (P = 0,000) antara Pre test (115,1027 ± 14,9328) dengan Post test 1 (117,3862 ± 15,0316) dan Post test 2 (121,9217 ± 14,5004) pada kelompok K1, dan (3) Ada perbedaan yang bermakna (P = 0,004) antara Pre test (103,2972 ± 14,7728) dengan Post test 1 (104,0713 ± 14,5170) dan Post test 2 (105,5271 ± 14,5437) pada kelompok K2. Hasil uji beda antara K1 dan K2 diperoleh P = 0,051 artinya mendekati ada beda yang bermakna, hal ini disebabkan karena kurang lamanya waktu latihan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya ledak Intensitas 80 % max lebih meningkat daripada kelompok intensitas 50% max. Hasil uji Anova/Manova terhadap variabel daya tahan otot tungkai Pre test dan Post test memberikan hasil bahwa : (1) Tidak ada perbedaan yang bermakna (P = 0,434) antara Pre test (29,9000 ± 2,6000) dengan Post test 1 (24,2000 ± 2,5700) dan Post test 2 (24,6000 ± 2,5700) pada kelompok K0, (2) Ada perbedaan yang sangat bermakna (P = 0,000) antara Pre test (28,5000 ± 6,5200) dengan Post test l (41,3000 ± 7,2000) dan Post test 2 (65,0000 ± 13,9500) pada kelompok K1, dan (3) Ada perbedaan yang sangat bermakna (P = 0,000) antara Pre test (29,7000 ± 6,02000) dengan Post test 1 (62,9000 ± 14,0700) dan Post test 2 (105,2000 ± 19,5600) pada kelompok K2. Hasil uji beda antara K2 dan K1 diperoleh P = 0,000 artinya ada beda yang sangat bermakna sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tahan kelompok Intensitas 50 % max lebih meningkat daripada kelompok intensitas 80% max. Kesimpulan pada penelitian ini adalah (1) Latihan Leg-Press Intensitas rendah (50% max) dapat meningkatkan daya ledak dan daya tahan otot tungkai, (2) Latihan Leg-Press Intensitas tinggi (80% max) dapat meningkatkan daya ledak dan daya tahan otot tungkai, (3) Latihan Leg-Press Intensitas rendah (50% max) lebih meningkatkan daya tahan otot tungkai dari pada Intensitas tinggi (80% max), dan (4) Latihan leg Press Intensitas tinggi (80% max) lebih meningkatkan daya ledak otot tungkai dari pada Intensitas rendah (50% max).
Actions (login required)
|
View Item |