KARAKTERISASI DAN PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI PROLAKTIN (Abpo-Prol) SEBAGAI PENGHAMBAT PROSES MOULTING.

Erma Safitri, 090214770 M (2005) KARAKTERISASI DAN PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI PROLAKTIN (Abpo-Prol) SEBAGAI PENGHAMBAT PROSES MOULTING. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-safitrierm-502-tbr05-05 ABSTRAK.pdf

Download (243kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Fulltext)
35586.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian eksperimental laboratoris telah dilakukan melalui pemanfaatan isolat prolaktin dari serum ayam arab fase moulting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan berhentinya fase moulting dan ayam memulai produksi telur kembali yang disebabkan oleh peran antibodi hasil induksi molekul prolaktin. Antibodi tersebut diproduksi pada kambing dan disebut Antibodi poliklonal Anti Prolaktin (Abpo-aProl). Tahapan penelitian ini, meliputi : 1. Isolasi, karakterisaci, purfkaci, uji spesftas dan pengukuran kadar total protein darn isolat prolaktin serum ayam arab fase moulting; 2. Produksi Antibodi poliklonal Anti Prolaktin (Abpo-aProl-1) pada Kelinci jantan strain New Zealand.; 3. Produksi Antibodi poliklonal Anti Prolaktin (Abpo-aProl) pada Kambing kacang jantan; 4. Challenge test dari Abpo-aProl pada ayam arab fase moulting awal. Data karakter yang dihasilkan pada penelitian tahap 1 ini adalah molekul prolaktin dengan kisaran berat molekul 26,36 kDa., yang telah diuji spesifitasnya dengan metode western bloting sebelum dan setelah dilakukan elekiroelusi. Berdasarkan pengukuran kadar total protein dari isolat prolaktin dengan metoda Biuret ditentukan bahwa dosis yang digunakan untuk produksi Abpo-aProl pada kambing adalah 350 μg/ml. Titer yang didapatkan dari metoda ELISA indirect diamati waktu mulai terbentuknya antibodi yaitu pada bleeding ke-1 setelah booster IFA yang pertama dan ditentukan titer tertinggi dan berbeda nyata p< 0,0lyang didapatkan pada bleeding ke-10 setelah booster IFA ketiga Produksi Abpo-aProl-1 ini dengan tujuan sebagai uji spesifitas protein metoda western bloting pada serum ayam fase moulting sebelum dan sesudah dilakukan Elektroelusi. Abpo-Prol dari kambing yang diproduksi dikarakterisasi dengan uji spesifitas metoda dot bloting dan dilakukan pengukuran titer Abpo-Prol dengan ELISA indirect untuk menentukan waktu mulai terbentuknya dan titer tertinggi dari Abpo-Prol. Reaksi positif dari uji spesifitas metoda dot bloting pada AbpoProl baik dengan prolaktin (Sigma L-6520) ataupun dengan isolat prolaktin ditandai dengan noda spot warna biru keunguan dibandingkan dengan kontrol yang tidak menghasilkan warna spot. Waktu mulai terbentuknya Abpo-Prol adalah pada bleeding ke-1 setelah booster IFA yang pertama dan titer tertinggi didapatkan pada bleeding ke-1 l setelah booster IPA yang ketiga dan berbeda nyata (p<0,01) diantara perlakuan (waktu bleeding). Produksi Abpo-aProl ini dengan tujuan digunakann untuk uji spesifitas protein metoda western bloting pada isolat prolaktin yang telah dielektroelusi dan untuk challenge test pada ayam arab periode moulting. Sebelum challenge test di lakukan penghitungan kadar total protein dengan metoda biuret dari Abpo-Prol dengan titer tertinggi. Hasil dari metoda biuret yaitu kadar total protein tertinggi sebesar 2930 pg/ml pada kambing nomor 2 dari bleding ke-6 setelah IFA ke-2 yaitu sebanyak 11 ml dikonversikan untuk penentuan dosis 50 pg/ml, 100 pg/mI dan 200 pg/ml. nomor 2 dari hleding ke-6 setelah IFA ke-2 yaitu sebanyak 11 ml dikonversikan untuk penentuan dosis 50 pg/ml, 100 pg/ml dan 200 gg/ml. Challenge test pada tahap digunakan Abpo-Prol dari hasil penelitian tahap 3 dengan dosis 50 µg/ ml (P I), 100 pg/ml (P2) dan 200 gg/ml (P3) serta 0,5 ml PBS (sebagai kontrol). Pada tahap penelitian ini penghentian moulting terjadi berturut-turut pada hari ke 4,8 ± 1,033 (PI); 4,6 ± 0,843 (P2); 4,68 ± 0,516 (P3) dan 61,9 ± 2,079 (kontrol). Uji statistik dengan anova satu arah terdapat perbedaan yang sangat nyata (pc0,0I) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dari uji BNT 5% menyatakan bahwa penghentian moulting paling cepat adalah pada kelompok P3 (200 gg/ml) yang tidak berbeda nyata (n<0,05) dengan PI (50 pg/ml) dan P2 (100 gg/ml). Kecepatan mulai bertelur pada penelitian ini terjadi bertu rut-turut pada 9,3 ± 0,675 (P1); 7,4 ± 0,843 (P2); 3,3 ± 0,823 (P3) dan 18,4 ± 1,174 (kontrol). Uji statistic dengan anova satu arah terdapat perbedaan yang sangat nyata (pc0,01) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, loci uji BNT 5% menyatakan bahwa kecepatan mulai bertelur paling cepat adalah pada kelompok P3 (200 pg/ml) yang berbeda nyata (p<0,05) baik dengan PI (50 pg/ml); P2 (100 pg/ml); maupun dengan kontrol (PBS 0,5 ml). Rangkaian tahapan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa molekul prolaktin dari isolat prolaktin serum ayam arab fase moulting berpotensi imunogenik untuk merangsang terbentuknya Abpo-Prol guna menghambat proses moulting dan juga mempengaruhi kecepatan mulai bertelur.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKC KK TBR 05/05 Saf k
Uncontrolled Keywords: Serum ayam arab; Moulting; Antibodi poliklonal anto prolaktin.
Subjects: Q Science > QR Microbiology > QR180 Immunology
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
Erma Safitri, 090214770 MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorIsmudiono, Prof. Dr. MS., DrhUNSPECIFIED
Thesis advisorFEDIK A. RANTAM, Dr., DrhUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Aimmatul Mukaromah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 19 Jun 2017 16:36
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35586
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item