Antonius Oktavian Ibo Ilambra Christianto Ngadji Foa, 090214742
(2005)
PENGARUH PEMBERIAN ETANOL PERORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIK SEL - SEL SPERMATOGENIK DAN SEL LEYDIG PADA TESTIS TIKUS PUTIH.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Etanol telah lama digunakan sebagai minuman. Di beberapa daerah di Indonesia sendiri etanol erat kaitannya dengan acara keluarga maupun acara adat. Dewasa ini, alkoholisme merupakan masalah sosial yang menahun karena akibat yang ditimbulkannya. Etanol berpengaruh pada beberapa metabolisme organ dan jaringan tubuh, termasuk organ reproduksi pria. Pengaruh etanol pada organ reproduksi pria dapat berupa keterlambatan pubertas, atrofi testis, disfungsi ereksi, ginekomastia, gangguan proses spermatogenesis hingga infertilitas. Etanol menimbulkan pengaruh negatif pada proses spermatogenesis melalui sistem hormonal pada hypothalamic pituitary gonadal axis maupun berpengaruh langsung melalui kerusakan dan kematian sel. Melalui sistem hormonal, etanol diketahui menghambat GnRH yang dihasilkan oleh bipotalamus. Selanjutnya GnRH yang menurun akan mengakibatkan menurunnya sekresi LH dan FSH, di samping terjadi penurunan kualitas hormon-hormon tersebut oleh etanol. Fungsi FSH sebagai pemelihara proses spermatogenesis melalui sel Sertoli dan fangsi LH pada sel Leydig baik dalam pertumbuhan dan fungsinya dalam mensekresi hormon testosteron, ikut terganggu karena pengaruh etanol. Pengaruh etanol secara langsung dalam menimbulkan kerusakan dan kematian sel-sel spennatogenik dan sel Leydig, diduga diakibatkan oleh asetaldehid yang merupakan hasil pemecahan etanol oleh sel hati. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan hahwa etanol menurunkan jumlah sel-sel spermatogenik (sel spermatogonium dan sel spennatosit pruner) dan sel Leydig, dimana pada dosis dan konsentrasi etanol yang makin besar akan terjadi penurunan yang makin tinggi pula dari sel-sel tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design dengan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistor) jantan, dengan umur 40-60 hari (umur dewasa), sebanyak 35 ekor. Perlakuan yang diberikan adalah etanol secara peroral sebesar (1) 10%, I gr/kgBB/br, (2) 10%, 3 gr/kgBB/hr, (3) 30%, I gr/kgBB/hr, (4) 30%, 3 gr/kgBB/hr. Perlakuan diberikan setiap hari selama 45 hari. Satu hari setelah pemberian perlakuan terakhir, hewan coba dikorbankan dan diambil testisnya sebagai sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histologik di laboratorium histologi, dan dilanjutkan dengan pengambilan data menggunakan mikroskop. Data penelitian kemudian dianalisis dengan Anova dengan taraf kepercayaan 95%, dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol menurunkan jumlah sel spermatogonium, sel spermatosit primer dan sel Leydig dibanding kontrol. Dari hasil uji Anova didapatkan bahwa pada dosis yang lebih besar terdapat penurunan sel spermatogonium, sel spermatosit primer dan sel Leydig yang lebih banyak, dan penrunan ini bermakna secara statistik (p< 0,05). Demikian pula dengan konsentrasi etanol, didapatkan bahwa pada konsentrasi yang lebih besar terdapat penurunan sel spermatogonium, sel spermatosit primer dan sel Leydig yang lebih banyak dan bennakna secara statistik (p<0,05). Dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa etanol berpengaruh dalam menurunkan sel-sel spermatogenik (sel spermatogonium dan sel spermatosit primer) dan sel Leydig, dimana semakin besar dosis dan konsentrasi etanol yang diberikan semakin tinggi pula tingkat penurunan dari sel-sel tersebut.
Actions (login required)
|
View Item |