A. A. Sagung Erwati, 090310543
(2005)
Analisis Perilaku Pembelian Konsumen Untuk Peningkatan Pemanfaatan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Rumah Sakit Umum Daerah Bangli (RSUD Bangli) mulai operasionalisasi tahan 1956, merupakan rumah sakit tipe C dengan kapasitas tempat tidur 72 TT. Berdasarkan data diketahui BOR RSUD Bangli secara keseluruhan dari tahun 1999 sampai tahun 2004 masih rendah yaitu BOR tahun 1999: 60%, lahun 2000: 71%, tahun 2001: 55%, tahun 2002: 53%, tahun 2003: 53% dan tahun 2004: 66%. Jadi masih di bawah standar yang diharapkan (75-85%). Selain itu rata-rata BOR per kelas dan bulan Januari-Desember 2004 yailu kelas I: 48%, kelas II: 55% dan Kelas III : 74% Sehingga permasalahan pada penelitian ini adalah BOR kelas I dan kelas Il RSUD Bangli masih rendah (kurang dari 75%). Tujuan umum dari Penelitian ini adalah menyusun upaya peningkatan pemanfaatan rawat inap di RSUD Bangli berdasarkan analisis perilaku pembelian konsumen. Penelitian ini adalah penelittan sarvei pemasaran dan menurut waktu penelitiannya adalah crosseciional study. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Mei tahun 2005. Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang sedang menjalani rawat inap setelah hari ke 3 perawatan atau pasien yang akan pulang dan rawat inap di kelas I, kelas II dan kelas III RSUD Bangli. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang sedang menjalani rawat inap setelah hari ke 3 perawatan atau pasien yang akan pulang dan rawat inap di kelas I (27 orang), kelas II (23 orang) dan Kelas III (32 orang). Instrumen penelitian berupa kuesioner dan wawancara. Tehnik pengambilan sampel dengan random assignment. Untuk menganalisis hubungan daya tarik pemasaran rumah sakit (product, price, promotion, place, process, people dan physical evidence) dengan perilaku purna beli dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: I. Karakteristik demogmfis responden yang menjalani rawat imp di kelas I, kelas II dan kelas III RSUD Bangli, sebagian besar responden berada pada kelompok umur produktif, jenis kelamin laki, pekerjaan sebagian besar petani dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung kepala keluarga berkisar antara 1-6 orang. Perbedaannya hanya pada tingkat pendidikan dan pendapatan, pada responden kelas I dan kelas II tingkat pendidikannya SLTA ke bawah dan kelas Ill hanya SD, sedangkan pendapatan responden pada kelas I dan kelas II diatas 1 juta, sedangkan kelas III di bawah 1 juta. 2.Karakteristik psikologi responden mengenai Motivasi responden untuk rawat inap di RSUD Bangli pada kelas I, kelas II dan kolas III karena lokasi yang dekat dengan tempat tinggal, Sedangkan persepsi responden mengenai kecepatan pelayanan masih lambat. 3.Sebagian besar responden rawat imp kelas I dan kelas II disarankan oleh dokter yang merawat dan untuk kelas III disarankan oleh keluarganya 4.Tanggapan responden terhadap daya tarik pemasamn rumah sakit (product, price, promotion, place, process, people dan physical evidence) sudah baik, kecuali tanggapan responden terhadap process (mengenai keeepatan pelayanan) dan physical evidence (mengenai kehersihan ruang rawat inap responden kelas II menyatakan kotor, kebersihan kamar mandi responden kelas II dan kelas III menyatakan kamar mandi masih kotor dan kenyamanan ruang tunggu pasien kelas II dan kelas III menyatakan tidak nyaman). 5.Proses keputusan pembelian pada responden kelas I, kelas II dan kelas III sudah melalui tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi dan melalui evaluasi alternatif. 6.Keputusan membeli dan perilaku pembeli. Tingkat kepuasan responden kelas I, kelas II dan kelas III sebagian besar menyatakan puas dan mereka menyatakan bersedia menggunakan kembali. 7.Pada kelas I adanya hubungan yang signifikan antara pelayanan penunjang diagnostik, pelayanan obat apotik, makanan yang disajikan dan tarif rawat inap dengan perilaku purna beli. Pada responden rawat inap kelas III adanya hubungan yang signifikan antara pelayanan dokter spesialis, tarif rawat inap, perawat segera datang bila dipanggil, kebersihan ruang rawat inap, kebersihan kamar mandi dan kenyamanan ruang tunggu dengan penlaku purna beli. 8.Upaya peningkatan pemanfaatan rawat inap RSUD Bangli: Untuk meningkatkan jangkauan perlu adanya promosi keluar, melakukan pertemuan setiap satu bulan sekali dengan organisasi masyarakat, IDI, dan puskesmas se Kabupaten Bangli. Menambah papan petunjuk arah menuju ke RSUD Bangli, yang akan dipasang pada jalan begitu memasuki kota Bangli. Memanfaatkan siaran radio lokal yang ada di Kabupaten Bangli untuk promosi melalui siaran kesehatan yang diisi oleh SMF secara bergantian. Mengaktifkan kembali siaran radio lokal rumah sakit dan memperbanyak leaflet untuk pasien yang ada di dalam rumah sakit. Meningkatkan keamanan dengan mengoptimalkan kerja satpam. Menyediakan ambulans untuk antar jemput pasien bila pasien memerlukan. Mengoptimalkan kerja cleaning service dan melaksanakan latihan unmk tenaga cleaning .service. Sedangkan untuk kenyamanan ruang tunggu pasien kelas II dan kelas III pihak rumah sakit belum bisa membuat ruang tunggu yang nyaman karena lahan yang terbatas, tetapi akan diusahakan untuk membuat sekat pada ruang tunggu yang sudah ada. Sehingga saran yang diberikan dalam Penelitian im adalah mengusulkan: 1) Kepada instansi rumah sakit: menambah jumlah tenaga pemwat yang bertugas di ruangan disesuaikan dengan standar dan kebutuhan melalui pengangkatan atau dengan rotasi perawat, menambah jumlah dokter jaga untuk sore dan malam hari, meningkatkan motivast karyawan dengan memberikan reward dan mengadakan pelatihan tentang service excellence. 2) Untuk peneliti lain agar dilakukan penelitian mengenai penlaku pembelian konsumen pada konsumen yang belum menjalani rawat inap, Sehingga proses pembelian jelas terlihat.
Actions (login required)
|
View Item |