Tri Kartikawati, 090310537 (2005) Upaya Kemitraan Kerja (Networking) Gunn Penurunan Backlog Katarak di Kota Surabaya. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-kartikawat-521-tka_23_06 ABSTRAK.pdf Download (184kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 35604_Part1.pdf Download (309kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext1) 35604_Part2.pdf Download (2MB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 35604_Part3.pdf Download (494kB) | Preview
Preview	Text (Lampiran) 35604_Part4.pdf Download (573kB) | Preview

Abstract

Kesehatan indera penglihatan mempakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir dan batin. Artinya dapat dipahami betapa pentingnya kesehatan indera penglihatan dalam pertumbuhan dan kehidupan bangsa, karena masalah kesehatan indera tidak saja berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang, akan tetapi juga berkaitan langsung dengan aspek lain yaitu produktivitas seseorang Angka prevalensi kebutaan di Jawa 'Timur sebesar 1,2 % dimana 52% disebabkan oleh katarak Peningkatan angka kebutaan katarak di kota Surabava dari tahun 2002 sampai dengan 2003 sebesar 5,o6 % sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk tidak dapat dipecahkan Secara sendiri ataupun sektoral, tetapi perlu suatu kemitraan. Dengan kemitraan diupayakan agar keterbatasan yang ada pada masing-masing sektor dapat diminimalkan melalui kerjasama satu dengan lainnya. Kemitraan merupakan upaya melibatkan beberapa komponen baik sektor pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama guna mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing. Secara umum tujuan penelitian ini adalah merumuskan usulan kemitraan kerja sebagai upaya untuk menanggulangi backlog katarak di kota Surabaya. Secara khusus penelitian on bertujuan untuk menganalisis dan menyempumakan kapabilitas, kapasitas dan sumber daya dari institusi pelayanan (Puskesmas, BKMM), Dinas Kesehatan Kota Surabaya, CBM Indonesia, dan Perdami dalam penanggulang katarak guna menumnkan backlog katarak di kota Surabaya, Rancangan penelitian ini adalah eksploratif dengan pendekatan kelembagaan dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan juni. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 82 orang dimana sebanyak 16 orang mempakan stakeholders dari dinas kesehatan Kota Surabaya, BKMM Surabaya, Perdami Jawa Timur, CBM Indonesia, puskesmas, 10 orang paramedis puskesmas, dan sebanyak 56 orang merupakan pasien operasi katarak masal gratis yang diadakan olch dings kesehatan Kota Surabaya bekerja sama dengan RS dr. Soewandhi Surabaya. Lingkup penelitian meliputi kapabilitas organisasi yang terdiri dari visi, misi dan tujuan. Kapasitas organisasi yaitu tugas pokok dan fungsi, yang nantinva akan berlanjut pada wewenang dan tanggungjawab, sehingga akan meciptakan kedudukan organisasi. Kondisi sumber daya organisasi yang terdiri dari tenaga kesehatan dan alat kesehatan mata Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan membandingkan pada standar atau norma untuk merumuskan suatu alternatif model. Alternatif model tersebut selanjutnva didiskusikan kepada para Stakeholder dari institusi pelayanan (puskesmas, BKMM), Dinas Kesehatan Kota SUrabava. CBM Indonesia dan Perdami untuk mendapatkan draft kemitraan_ Dari hasil penelitian didapatkan isu strategis yang memerlukan penanganan secara scrius untuk menyusun draft upaya kemitraan kerja yaitu perlunya ada kesamaan esensi atu isi dari visi dan misi institusi. Belum sesuainya tujuan organisasi dengan norma penentuan tujuan yaitu SMART. Adanya tugas pokok dan fungsi dari organisasi yang paling tumpang tindih. Belum adanya wewenang dan tanggung jawab antar institusi. Terbatasnya tenaga kesehatan dan sarana prasarana kesehatan mata di puskesmas dan Balai kesehatan mata masyarakat, sehingga sangat diperlukan sharing diantara institusi. Dan hasil analisis direkomendasikan bahwa untuk menyusun kemitraan kerja guna penurunan backlog katarak di Kota Surabaya perlu adanya penataan dan penyamaan kapabilitas organisasi yang berupa visi, misi, tujuan serta penyamaan kapasitas organisasi yang berupa tugas pokok, fungsi, peran. Sehingga akan muncul tugas pokok. fungsi. peran serta kedudukan dari setiap mitra. kerja. Dimana Dinas Kesehatan Kota Surabaya mempunyai peran sebagai leading sector dalam setiap kegiatan kesehatan mata di kota Surabaya. BKMM Propinsi jawa Timur sebagai konsultan dan tim operasi dan pusat rujukan, Puskesmas sebagai front liner yang terdekat dengan masyarakat. Sedang organisasi Profesi Perdami .Iawa Timur dan CBM Indonesia berperan sebagai pendukung setiap kegiatan kesehatan mata. Sehingga akan tergambar kedudukan setiap mitra kerja yang didasarkan pada tugas pokok dan fungsi Selain itu perlu adanya penataan tenaga kesehatan di puskesmas dan sarana prasarana di puskesmas yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan sharing. Sharing kapasitas diantara mitra kerja. yang berguna untuk mengurangi keterbatasan yang ada pada setiap institusi . Pada kesempatan ini peneliti telah mengajukan alternatif model yang merupakan gabungan usulan peneliti vang didasarkan pada teori dan hasil penelitum serta masukan dari stakeholders institusi pelayanan (puskesmas, Balai Kesehaan Mata Masyarakat), Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Perdami Jawa Timur, dan komisi D DPRD Kota Surabaya Dengan model altematif temebut diharapkan dapat menurunkan backlog katarak di kola Surabaya. Untuk meningkatkan hasil penelitian diharapkan untuk penelitian lanjutan dengan topik manfaat yang diperoleh stakeholders institusi pelayanan (puskesmas, Balai Kesehaan Mara Masyarakat), Dinas Kesehaan Kota Surabaya, Pcrdami .Iawa Timur, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat dengan adanya suatu kemitraan kerja khususnya umuk kesehatan mata.

Actions (login required)

View Item