Ike Karti Wahyuni, 090214791 (2005) Budaya Sowan Kepada Kiai: Studi Etnografi pada Masyarakat Tulungagung Jawa Timur. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-wahyuniike-523-ts_07_06 ABSTRAK.pdf Download (247kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 35606_Part1.pdf Download (201kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext1) 35606_Part2.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 35606_Part3.pdf Download (798kB) | Preview
Preview	Text (Lampiran) 35606_Part4.pdf Download (384kB) | Preview

Abstract

Penelitian tentang budaya sowan kepada Kiai ini merupakan salah satu tulisan etnografi yang cukup jarang di temui. Sebenarnya banyak sekali penelitian budaya yang telah dilakukan namun yang berkaitan dengan penelitian ini masih sulit ditemukan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua tindakan manusia yang berhubungan dengan sowan (berkunjungi) kepada Kiai. Tindakan tersebut memiliki makna dan simbol-simbol yang bervariasi. Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan tentang pandangan sowan kepada Kiai, bagaimana persepsi atau pemaknaan masyarakat Tulungagung terhadap budaya sowan. Kajian lapangan menunjukkan bahwa, Tulungagung sebagai wilayah medalungan yaitu wilayah kebudayaan campuran, budaya Jawa Timur (Majapahit) dan Jawa Tengah (Mataraman) masih mempertahankan budaya Jawa khususnya Mataraman dalam interaksi sosial. Hal ini menunjukkan juga konteks yang melatarbelakangi tindakan pelaku hudaya sowan. Pada pelaksanaan budaya sowan ini, terdapat pola hubungan vertikal/atas bawah atau patron client antar subyek pelaku budaya. Pola hubungan itu semakin dipertegas dengan adanya unggah-unggah dalam sikap dan percakapan atau bahasa seharihari dan tradisi "cium tangan". Berbagai tindakan atau proses sowan yang dilakukan oleh pelaku aktif yaitu orang yang datang kepada kiai ini diantaranya: tindakan mengucapkan salam sebelum memasuki rumah kiai, berjabatan tangan dan mencium tangan kiai, bersikap sopan dalam bahasa dan penampilan, tidak mendikte kiai, tidak mendahului pembicaraan sebelum ditanya, mengucapkan terimakasih dengan memberikan imbalan (reward). Adapun simbol yang muncul dari budaya sowan itu adalah benda-benda yang diperoleh dari Kiai yang dikunjungi, Seperti air, garam, pasir, rajah (kertas bertuliskan huruf arab) dan sebagainya. Pelaku budaya sowan memiliki interpretasi dan pemahaman yang bervariasi tentang fungsi dan makna budaya sowan ini, yaitu: budaya sowan sebagai suatu usaha atau ikhtiar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, ada juga yang memaknai budaya sowan sebagai suatu tindakan "belajar" (ngangsu kawruh) kepada kiai melalui permasalahan yang dibawa. Ada juga yang memaknai sowan sebagai tindakan bertukar informasi antara kiai dengan orang yang datang kepadanya, atau ada juga yang memaknai sowan sebagai suatu tindakan silaturahmi (mempererat persaudaraan antar umat) dan saling menolong. Para pelaku budaya sowan meyakini bahwa sowan memiliki fungsi atau manfaat yang positif bagi kehidupan mereka secara pribadi. Namun ada juga yang menganggap sowan itu tidak memiliki fungsi/manfaat positif jika maksud atau tujuan yang melatarbelakangi tindakan sowan tersebut tidak baik atau negatif. Fungsi yang negatif inilah yang sangat tidak diharapkan bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu Kiai selaku penjaga moral selalu mengingatkan untuk mengambil manfaat yang positif dalam setiap proses budaya sowan.

Actions (login required)

View Item