Sukresno Tjahjono, W.
(2005)
UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT REKSA WALUYA MOJOKERTO MELALUI STUDI BENCHMARKING DENGAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Berdasarkan data laporan tahun 2003 diperoleh informasi bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan khususnya Poli Umum di Rumah Sakit Reksa Waluya rendah dan bahkan mengalami penurunan. Hal itu terlihat pada rata-rata jumlah kunjungan pasien per had pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 adalah 11 sampai 16 orang pasien per hari. Apalagi bila dilihat dari jumlah tenaga yang ada (dokter umum tetap: 3 orang dan dokter urnum PTT: 3 orang), dan jumlah kunjungan pasien seperti yang tersebut di atas, maka kunjungan tersebut relalil rendah dan tidak seimbang. Setelah dilakukan penclusuran internal customer melalui Focus Group Discussion dan karyawan yang terkait dengan kunjungan rawat jalan (pada tanggal 14 Desember 2004), maka penyebab kunjungan rawat jalan yang rendah adalah (1) masa tunggu cukup lama, (2) komunikasi petugas pada pasien atau keluarganya kurang, (3) prosedur tetap atau Standart Operating Procedure (SOP) tentang rawat jalan belum ada, (4) biaya rawat jalan mahal, (5) proses market dari rumah sakit ke customer belum ada, dan (6) customer maintenance kurang. Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun rekomendasi pada manajemen dalam upaya untuk meningkatkan kunjungan rawat jalan Rumah Sakit Reksa Waluya melalui studi henchmarking dengan rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Penelitian ini adalah penelitian observasional, dan menurut waktunya merupakan penelitian cross sectional. Populasi dalam Penelitian ini terdiri dari provider dan pengguna jasa pelayanan (pasien). Populasi provider adalah pegawai di rawat jalan Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto dan pegawai rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri, sedangkan populasi pengguna jasa pelayanan kesehatan adalah pasien yang berobat di rawat jalan Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto dan pasien yang berobat di Rumah Sakit Baptis Kediri tahun 2003. Besar sampel pengguna jasa pelayanan kesehatan dihitung dengan menggunakan rumus Daniel, yaitu sebesar 97 orang di RSRW dan 95 orang di RS Baptis . Dan hasil Penelitian diperoleh gambaran bahwa: 1. Terdapat persamaan visi, misi, tujuan, namun dalam hal strategi Rumah Sakit Reksa Waluya terdapat perbedaan dengan Rumah sakit Baptis Kediri. 2. Kebijakan manajemen cumber daya manusia di Rumah sakit Reksa Waluya perlu ditinjau kembali untuk meningkatkan kunjungan dibanding dengan Rumah sakit Baptis Kediri, khususnya dalant hal reward untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. 3. Sarana dan fasilitas rawat jalan di Rumah Sakit Baptis lehih nyaman dari Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto. 4. Pola penentuan tarif rawat jalan di Rumah Sakit Reksa Waluya lehih haik bila dihandingkan dengan Rumah Sakit l3aptis Kediri. 5. Proses pelayanan rawat jalan, menurut RATER di Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto dengan Rumah Sakit Baptis Kediri. 6. Komunikasi pEtugas dengan pasien di Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto lebih jelek bila dibandingkan dengan di Rumah Sakit Baptis Kediri. 7. Program inovatif rawat jalan di Rumah Sakit Baptis Kediri lebih sempurna bila dibandingkan dengan Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto. 8. Rekomendasi hasil benchmarking dari Rumah Sakit Baptis Kediri sebagai bahan pertimbangan untuk mcngambil kebijakan peningkatan kunjungan rawat jalan di Rumah sakit Reksa waluya Mojokerto adalah: a. Menerapkan sistem reward berdasarkan prestasi unit khususnya rawat jalan di RSRW b. Perlu adanya meningkatkan kepuasan pelanggan secara bertahap sehingga akan meniadi pclanggan yang loyal c. Perlu adanya penyusunan dan pembakuan flowchart / alur pasien. sehingga memberikan kemudahan pelanggan untuk mencapai unit yang dibutuhkan d. Pengadaan dokter tetap, pengaturan jam dins yang lebih intensif. kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan, serta prioritas untuk menutup jam kosong dokter disela pergantianjaga malani dan pagi. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah (1) perlu dipertimbangkan dalani perencanaan sarana dan prasarana untuk membuat ruang tunggu lebih nyaman, (2) Segera mengupayakan pelatihan untuk meningkatkan motivasi karyawan dan membentuk mindset pelayanan di RSRW
Actions (login required)
|
View Item |