LA DJABO BUTON, 090110304 l (2003) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN KONVERSI (BTA POSITIF) PADA AKHIR PENGOBATAN FASE INTENSIF PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF BARU DI KOTA KENDARI PROPINSI SULAWESI TENGGARA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
jiptunair-gdl-s2-2004-butonladja-1062-tkm_54-03.pdf Download (905kB) | Preview |
|
|
Text (Fulltext)
35818.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Penyakit tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TBC paru merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan penyebab kematian nomor 1 (satu) dari golongan penyakit infeksi. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit TBC paru dengan menggunakan strategi DOTS telah dilaksanakan di Propinsi Sulawesi Tenggara dan kota Kendari sejak tahun 1995, namun cakupan angka konversi tahun 2002 di kota Kendari sebesar 70% dan kesembuhan 79,4 % sehingga masih banyak penderita TBC paru dan BTA positif baru yang mengalami gagal konversi (BTA tetap positif) pada akhir pengobatan fase intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara faktor karakterisitk penderita (pendidikan, pengetahuan, efek samping obat, kepatuhan, merasa sehat), faktor petugas (peranan penyuluhan kesehatan) dan faktor masyarakat (Pengawas Menelan Obat) dengan kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif di kota Kendari. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dimana kasus adalah semua penderita TBC paru BTA positif baru yang gagal konversi pada akhir pengobatan fase intensif dan sedang menjalani pengobatan fase lanjutan, berumur 15 tahun ke atas. Sedangkan sampel kontrol adalah semua penderita TBC paru BTA positif baru yang mengalami konversi (BTA dahaknya telah menjadi BTA negatif) pada akhir pengobatan fase intensif dan masih menjalani pengobatan fase lanjutan, berumur 15 tahun ke atas. Subyek penelitian tim terdiri dari 31 kasus dan 51 kontrol yang tersebar pada 9 puskesmas di kota Kendari. Hasil penelitian ini mendapatkan gambaran dari 8 variabel yang diduga mempunyai resiko terjadinya kegagalan konversi, terdapat 5 variabel yang mempunyai resiko yaitu pengetahuan responden OR = 6,620 dengan (95% CI : 1,249 - 35,069), kepatuhan berobat OR = 7, 730 dengan (95% CI : 1,448 - 40,162), merasa sehat OR = 6,697 dengan (95% CI : 1,583 - 28,322), reran penyuluhan kesehatan OR= 6, 848 dengan (95% CI : 1, 505 - 31, 154) dan pengawasan menelan obat OR=5,800 dengan (95% CI : 1,371 - 24,544). Dari analisis hasil penelitian disimpulkan bahwa : ada hubungan bermakna antara kegagalan konversi dahak dengan : pengetahuan; responden, kepatuhan berobat, merasa sehat, penyuluhan kesehatan, dan pengawasan menelan obat. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan kepada pengelola program TBC paru untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penderita TBC paru tentang penyakit TBC paru, cara pencegahan dan pengobatan yang baik serta diharapkan reran serta LSM dan dukungan pemerintah daerah.
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK TKM 54/03 But f | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Lung tuberculosis, DOTS, intensive phase, sputum conversion, conversion failure. | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine R Medicine > RC Internal medicine > RC306-320.5 Tuberculosis |
|||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kesehatan | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | |||||||||
Date Deposited: | 2016 | |||||||||
Last Modified: | 02 Jul 2017 23:18 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35818 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |