PURWO ATMODJO, 090110280 L (2005) PERBANDINGAN FAKTOR PERILAKU, SOSIO EKONOMI DAN KONDISI LINGKUNGAN KELUARGA PENDERITA PADA KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-atmodjopur-802-tkm320-k.pdf Download (383kB) | Preview |
|
|
Text (Fulltext)
35878.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di kota Denpasar dengan Angka Kejadian 360,4 per 100.000 penduduk bila di Pada saat ini ada 43 desa dan semua desa di kota Denpasar dinyatakan Endemis Demam Berdarah Dengue Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor perilaku antara lain pengetahuan, sikap dan praktek penderita atau keluarga penderita; sosial ekonomi yang mencakup pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga; serta kondisi lingkungan yang meliputi kelembaban udara di kamar penderita, pencahayaan di kamar penderita, keberadaan pakaian yang digantung, keberadaan semak dan keberadaan larva Aedes yang ditemukan di sekitar rumah penderita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Comparative Study , yaitu membandingkan faktor-faktor pada penderita yang dinyatakan sakit Demam Berdarah Dengue (mengacu pada kriteria WHO) yang bertempat tinggal di daerah Endemis DBD yaitu di Kota Denpasar dibandingkan dengan penderita yang dinyatakan sakit Demam Berdarah Dengue yang bertempat tinggal di daerah Non Endemis di Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini diperoleh sample dari daerah endemis sebanyak 90 responden dan dari daerah non endemis sebanyak 22 responden sehingga total sample 112 sample. Variabel yang diteliti adalah : Usia; jenis kelamin ; tingkat pendidikan penderita; Pekerjaan Keluarga Penderita ; Pendapatan keluarga penderita; jumlah tanggungan keluarga penderita; kelembaban kamar tidur penderita ; pencahayaan kamar tidur penderita; adanya baju yang digantung di kamar penderita; adanya semak di sekitar rumah penderita; pengetahuan,sikap dan praktek keluarga penderita; adanya larva Aedes di daerah endemis dan non endemis. Dari hasil analisis statistik dengan uji Regresi Logistik Ganda pads variabel yang significant adalah sebagai berikut: 1. Adanya perbedaan yang bermakna pada faktor pendapatan keluarga di daerah Endemis dan non endemis.Di daerah Endemis mempunyai tingkat pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan di daerah Non Endemis. Hal tersebut memungkinkan bahwa keadaan ekonomi yang lebih rendah maka praktek untuk pencegahan penyakit DBD juga rendah 2.Adanya perbedaan tingkat kelembaban udara di kamar penderita antara di daerah Endemis dan Non Endemis DBD. Di daerah Endemis kelembabannya lebih sesuai untuk hidupnya nyamuk Aedes (kelembaban udara 70-80%) dibandingkan dengan daerah Non Endemis dengan kelembaban yang lebih tinggi 3.Adanya perbedaan tingkat pencahayaan di kamar penderita antara di daerah Endemis dan Non Endemis DBD. Di daerah Endemis mempunyai pencahayaan yang lebih gelap sehingga sangat cocok untuk tempat persembunyian nyamuk Aedes dibandingkan dengan daerah Non Endemis dengan pencahayaan yang lebih terang. 4.Adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang gejala penyakit DBD antara di daerah Endemis dan Non Endemis DBD. Di daerah Endemis masyarakat lebih tahu dan mempunyai pengalaman oleh karena keluarga atau tetangga pernah menderita DBD. 5.Adanya perbedaan keberadaan larva Andes pada kontainer di dalam rumah dalam radius 5 meter dari rumah penderita DBD antara di daerah Endemis dan Non Endemis DBD. Di daerah Endemis Indek Kontainer lebih tinggi daripada daerah non endemis sehingga kemungkinan penularan penyakit DBD lebih tinggi. 6.Adanya perbedaan keberadaan larva Aedes pada kontainer di luar rumah dalam radius 5 meter dari rumah penderita DBD di daerah Endemis dan Non Endemis DBD. Di daerah Endemis Indek Kontaner lebih tinggi daripada non endemis sehingga kemungkinan penularan penyakit DBD lebih tinggi. 7.Tidak ada perbedaan pada jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, adanya baju bergantung di kamar penderita, pengetahuan tentang pertolongan penyakit DBD, pengetahuan tentang pertolongan penyakit DBD, pengetahuan tentang nyamuk penular, pengetahuan tentang pencegahan, sikap, tindakan pelaporan keluarga penderita dan tindakan pencegahan penyakit DBD. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan variasinya kurang/ homogen untuk variabel tersebut, adanya pengaruh antar variabel independen pada uji multivariate regresi logistik. Dan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa di daerah endemis lebih banyak faktor yang berpotensi terjadinya penularan penyakit DBD daripada daerah non endemis. Hal tersebut juga berakibat pada penderita yang bertempat tinggal di daerah non endemis dan mendapat penularan di daerah endemis. Diketahuinya faktor yang ada di daerah endemis dan non endemis maka dapat digunakan sebagai masukan strategi pemberantasan yang sesuai untuk penyakit DBD Saran yang diajukan antara lain : perbaikan keadaan perumahan terutama pencahayaan matahari langsung dan ventilasi untuk mengurangi kelembaban sehingga nyamuk tidak senang tinggal di tempat tersebut; penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah dan memberantas penyakit DBD; meningkatkan kegiatan PSN dalam memberantas vektor penyakit DBD; penelitian lebih lanjut dengan besar sample yang lebih besar terutama pada variabel yang tidak ada perbedaan yang bermakna.
Actions (login required)
View Item |