Much. Koiri, 090315087 M (2005) STRATIFIKASI SOSIAL DAN PEMILIHAN BAHASA: Studi Kasus Masyarakat Jawa di Perumnas Kota Baru Driyorejo Gresik. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-korimuch-848-ts1806-k.pdf Download (349kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 35924_Part1.pdf Download (274kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext1) 35924_Part2.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 35924_Part3.pdf Download (468kB) | Preview
Preview	Text (lampiran) 35924_Part4.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Stratifikasi sosial yang secara objektif direpresentasikan dengan pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan berkaitan erat dengan pemilihan bahasa masyarakat multilingual. Kompetensi komunikatif dan sikap bahasa, yang merupakan faktor intralinguistik dan ekstralinguistik, diasumsikan beriur dalam hubungan antara stratifikasi sosial dan pemilihan bahasa. Dengan berbagai alasan akademik, studi mengenai hubungan stratifikasi sosial dan pemilihan bahasa menarik dilakukan di Perumnas KRD Gresik. Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengungkap pengaruh stratifikasi sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan) terhadap pemilihan bahasa masyarakat Jawa di Perumnas KBD Gresik, balk dengan maupun tanpa "variabel antara" (sikap bahasa dan kompetensi komunikatil). Tujuan khususnya untuk mengungkap (1) pengaruh stratifikasi sosial terhadap sikap bahasa; (2) pengaruh sikap bahasa terhadap pemilihan bahasa; (3) pengaruh stratifikasi sosial terhadap kompetensi komunikatif; (4) pengaruh kompetensi komunikatif terhadap pemilihan bahasa; (5) pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa tanpa dimediasi sikap bahasa dan kompetensi komunikatif, (6) pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa dengan dimediasi sikap bahasa dan kompetensi komunikatif secara bersamaan; (7) pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa dengan dimediasi sikap bahasa dan kompetensi komunikatif seem individual; dan (8) perbandingan pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa yang dimediasi sikap bahasa dan yang dimediasi kompetensi komunikatif. Penelitian ini penelitian survei terhadap masyarakat Jawa di Perumnas KBD Gresik. Sampel ditarik dengan stratified random sampling proporsional, dengan jumlah 144 responden. Data primer ditarik lewat kuesioner, dan data sekunder dengan dokumentasi serta observasi dan wawancara. Uji reliabilitas dan validitas instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Data diolah dengan Anallsis Univariat dengan perangkat SPSS Versi 10. Hasil analisis menunjukkan, bahwa stratifikasi sosial berpengaruh sangat signifikan terhadap sikap bahasa, dan sikap (negatif dan netral) berpengaruh sangat signifikan terhadap pemilihan bahasa. Stratifikasi sosial juga berpengaruh sangat signifikan terhadap kompetensi komunikatif, dan kemudian berpengaruh sangat signifikan terhadap pemilihan bahasa Stratifikasi sosial tanpa dimediasi sikap bahasa dan kompetensi komunikatif berpengaruh sangat signifikan terhadap pemilihan bahasa. Nilai pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa dengan mediasi sikap bahasa dan kompetensi komunikatif (="modal komunikatif') adalah 0.728. Nilai pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa melalui kompetensi komunikatif adalah 0.778, dan melalui sikap bahasa 0.694. Maka pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa melalui kompetensi komunikatif lebih besar dari pada melalui sikap bahasa. Faktor intralinguistik (profisiensi atau penguasaan sistem kaidah linguistik dan pragmatik bahasa) berpengamh lebih kuat daripada faktor ekstralinguistik (berkaitan dengan kode estetik atau etika perilaku). Pengaruh stratifikasi sosial terhadap pemilihan bahasa tanpa melalui sikap bahasa dan kompetensi komunikatif lebih kecil dari pads yang melalui kedua variabel tersebut, baik secara bersamaan maupun secara invidual (sendiri-sediri). Lebih lanjut, pendidikan adalah sub-variabel stratifikasi sosial yang paling menentukan berkaitan dengan pemilihan hahasa, bahkan dengan sikap bahasa, kompetensi komunikatif, dan "modal komunikatif' sebab pendidikan itu sendiri hakikatnya program akomodasi. Adapun terpililmya campuran bahasa Jawa-Indonesia mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa di Perumnas KBD Gresik telah memutuskan pilihan rasional menuju ke bahasa Indonesia. Loyalitas dan kebanggaan mereka terkesan luntur, dan kompromistis untuk menggunakan bahasa nasional. Memilih hahasa Jawa tampaknya dipandang bukan sebagai proses optimalisasi bahasa. Berdasarkan temuan di alas, disarankan untuk penelitian selanjutnya, bahwa (1) perlu pemilahan bahasa Jawa dialek Mataraman dan non-Mataraman, serta tingkattingkat tutumya (ngoko, madya, inggil); (2) perlu pemilahan lebih rind kategorisasi stratifikasi sosialnya—baik pendidikan, penghasilan, maupun pekerjaan; (3) laktorfaktor motivasi dan jarak sosial perlu dilibatkan sebagai variabel antara tambahan, untuk memperjelas motif-motif yang praktis mendorong orang memilih bahasa untuk omunikasi; dan (4) panting diadakan penelitian lanjut untuk mendeteksi persepsi, sikap dan pemilihan bahasa anak-anak etnik Jawa dari responden penelitian ini akibat kebijakan bahasa orang tuanya.

Actions (login required)

View Item