Emi Yuliana Ulya, 090315117 M (2005) PERAN JEJARING SOSIAL PENGGUNA NARKOBA SUNTIK TERHADAP SELF-EFFICACY-NYA DALAM TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO PENYEBARAN HIV DI SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-ulyaemiyul-1845-tkm0606.pdf Download (605kB) | Preview
Preview	Text (Halaman Depan) 36064_Part1.pdf Download (225kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext) 36064_Part2.pdf Download (690kB) | Preview
Preview	Text (Fulltext2) 36064_Part3.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text (Lampiran) 36064_Part4.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Peningkatan prevalensi epidemi HIV/AIDS di Indonesia yang awalnya merupakan kontribusi terbesar dari kelompok pekerja seks dan homoseksual kini telah bergeser pada kelompok pengguna narkoba suntik (IDU) karena perilaku berisikonya baik perilaku menyuntik yang tidak steril dan perilaku seks bebasnya. Penyebaran HIV/AIDS pada kelompok IDU dapat dicegah dengan memutus mata rantai jejaring penyebaran HIV/AIDS pada kelompoknya yang dikenal dengan konsep harm reduction. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran jejaring sosial pengguna narkoba suntik (Injecting Drug User-IDU) terhadap self-efficacynya dalam tindakan pengurangan risiko penyebaran HIV. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang didesain dengan penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah pengguna narkoba suntik yang menjadi dampingan LSM peduli HIV/AIDS di Kota Surabaya. Pemilihan subyek penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dengan kriteria memiliki tongkrongan di Kota Surabaya, dalam kondisi yang baik untuk dilakukan wawancara. Pengambilan subyek penelitian akan dihentikan bila sudah terjadi pengulangan jawaban (redundancy). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jejaring sosial IDU terdiri dari: jejaring penggunaan narkoba (teman sebaya atau peer group dan bandar), jejaring seksual (pacar, pekerja seks, teman biasa) dan jejaring sosial lainnya (keluarga (orang tua), LSM, teman biasa, rekan kerja, atasan, tetangga). Diantara jejaring sosial IDU tersebut sebagian besar subyek penelitian mengatakan bahwa peran petugas lapangan LSM yang mendampinginya sangat membantu pengetahuan dan ketrampilannya melakukan tindakan pengurangan risiko penyebaran HIV/AIDS. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh subyek penelitian (behavior capability) dalam tindakan pengurangan risiko penyebaran HIV/AIDS ini membuat mereka merasa yakin untuk menentukan pilihan tindakan, berusaha untuk melakukan dan mencoba untuk melakukan secara terus menerus meski terkadang harus menemui kegagalan atau hambatan dalam melakukan tindakan pengurangan risiko penyebaran HIV. Disarankan: 1) Pemerintah hendaknya menempatkan isu ini sebagai isu prioritas yang perlu penanganan darurat (emergency response) dengan merealisasikan komitmen menjadi aksi nyata. 2) Dukungan emosional dan fisik yang positif dari orang sekitar terutama keluarga. 3) Memberikan bekal life style education (LSE) untuk meningkatkan kesadarannya dalam menghargai diri sendiri. 4) Sosialisasi peran HIV/AIDS dengan melibatkan jejaring sosial pengguna narkoba suntik agar penyebaran HIV/AIDS kepada kelompok risiko rendah dapat ditekan.

Actions (login required)

View Item