Humala Setia Leonardo Napitupulu, 090210397 L (2005) PENGARUH FREKUENSI PEMERIKSAAN PAJAK DAN KUALITAS PEMERIKSA PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAWA BAGIAN TIMUR I SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea090-t.pdf Download (470kB) | Preview |
|
|
Text (HALAMAN DEPAN)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_2_halamandepan.pdf Download (936kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT BAB 1 - BAB 3)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_fulltext-bab1-bab3.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT BAB 4 - BAB 7)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_fulltext-bab4-bab7.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_fulltext-daftarpustaka.pdf Download (413kB) | Preview |
|
|
Text (LAMPIRAN 1)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_lampiran_Part1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (LAMPIRAN 2)
gdlhub-gdl-s2-2006-napitupulu-1934-tea0906_lampiran_Part2.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kondisi kepatuhan Wajib Pajak yang rendah, sistem administrasi perpajakan yang masih dalam proses penyempurnaan, tidak adanya sumber data yang terintegrasi untuk pembentukan pusat data (karena banyaknya instansi-instansi penerbit data misal : data Perbankan , data dari Bea dan cukai, data dari Deperindag serta lainnya yang belum terintegrasi), menyebabkan lemahnya sistem pengawasan perpajakan selama ini. Hal tersebut dibuktikan oleh data laporan hasil audit kinerja Direktorat Jenderal Pajak oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan yang menunjukkan bahwa selama periode 1995/1996 sampai 1998/1999 terdapat perbedaan (tax gap) yang signifikan (Gunadi,2001). Disamping tax gap, indikator tingkat kepatuhan Wajib Pajak dapat juga terlihat dari tax ratio, dimana tax ratio Indonesia masih yang terendah di kawasan ASEAN yaitu sebesar 13,5 untuk tahun 2003 (Gunadi, 2004). Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak , langkah yang diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah peningkatan pemeriksaan. Kebijakan peningkatan pemeriksaan pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak tersebut memberikan dampak peningkatan jumlah pemeriksa pajak , peningkatan beban penyelesaian Laporan Pemeriksaan Pajak per-pemeriksa dan peningkatan frekuensi pemeriksaan. Mengingat hal tersebut maka penelitian berkaitan pemeriksaan pajak menjadi menarik dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara kuantitatif apakah frekuensi pemeriksaan pajak dan kualitas pemeriksa pajak mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Badan di Surabaya. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada Wajib Pajak melalui mail survey dan juga disebarkan melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak untuk diserahkan pada Wajib Pajak yang akan atau sedang melapor, setiap Surat yang dikirim ditujukan kepada manajer atau pemilik perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol efek kualitas pemahaman kewajiban perpajakan Wajib Pajak , selain itu peneliti menghubungi melalui telepon untuk mengkonfirmasi ulang dan mengingatkan kembali atas kuesioner yang pernah peneliti kirimkan dua minggu sebelumnya. Sedangkan untuk penyesuaian pengambilan sampel minimal sesuai dengan banyaknya Wajib Pajak Badan efektif pada Kantor Wilayah Jawa Bagian Timur I di masing-masing KPP dengan total WP sebanyak 200 Wajib Pajak. Hasil penelitian dengan pendekatan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan program AMOS membuktikan bahwa frekuensi pemeriksaan pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan nilai loading sebesar -0,538 dan probabilitas (p) sebesar 0,004, sedangkan kualitas pemeriksa pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan loading sebesar 0,790 dan probabilitas (p) sebesar 0,000. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa model hubungan yang terdapat dalam teori telah memenuhi kriteria Goodness of fit, yang artinya bahwa model dalam teori dapat dibuktikan secara empiris. Hasil temuan dalam studi ini juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai beberapa faktor dalam kegiatan pemeriksaan pajak yang berpengaruh negatif terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan berusaha mengoptimalkan kualitas pemeriksa agar tujuan meminimalkan kesalahan pendeteksian sesuai prinsip equal treatment dapat terwujud dan pada akhirnya akan dapat mengurangi tindakan tax evasion.
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 TEA.09/06 Nap p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Tax Audit Frequency, Tax Auditor Quality and Tax Compliance Level of Company Taxpayer | |||||||||
Subjects: | H Social Sciences > HJ Public Finance > HJ9-9940 Public finance > HJ2240-5908 Revenue. Taxation. Internal revenue H Social Sciences > HJ Public Finance > HJ9-9940 Public finance > HJ9701-9940 Public accounting. Auditing |
|||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Akuntansi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | |||||||||
Date Deposited: | 2016 | |||||||||
Last Modified: | 11 Jul 2017 20:52 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36131 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |