UPAYA PENINGKATAN PENEMUAN PENDERITA BARU KUSTA MELALUI CROSS SELLING DI PUSKESMAS RUBARU KABUPATEN SUMENEP.

ELIZABETH SINTA PRAHARA OETOMO, 090410799L (2006) UPAYA PENINGKATAN PENEMUAN PENDERITA BARU KUSTA MELALUI CROSS SELLING DI PUSKESMAS RUBARU KABUPATEN SUMENEP. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2007-oetomoeliz-3799-tka140-k.pdf

Download (321kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2007-oetomoeliz-3799-tka140-u.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kusta merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Sumenep. Penemuan penderita baru kusta di Puskesmas Rubaru Kabupaten Sumenep antara tahun 2000�2004 masih sangat rendah. Bahkan pada tahun 2004 terjadi penurunan sebesar 66,66 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan merumuskan upaya cross selling untuk meningkatkan penemuan penderita baru kusta di Puskesmas Rubaru Kabupaten Sumenep. Penelitian ini didesain sebagai penelitian pra eksperimental dengan melakukan intervensi toss selling untuk meningkatkan penemuan penderita baru kusta. Studi dokumen dengan daftar tilik instrumen puskesmas digunakan untuk menelaah prosedur tetap (protap), instrumen penyuluhan, instrumen penemuan dan instrumen rujukan dievaluasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Puskesmas Rubaru. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan total populasi. Variabel terikat penelitian ini adalah karakteristik organisasi khususnya protap tentang koordinasi lintas program untuk program pemberantasan kusta, karakteristik karyawan mengenai keikutsaertaan dalam pelatihan dan pengetahuan karyawan, rujukan tersangka kusta oleh karyawan lain di puskesmas kepada dokter atau juru kusta. Sementara itu variabel bebas penelitian ini adalah pelaksanaan intervensi cross selling berupa pelatihan tentang cross selling dan program pemberantasan kusta. Data primer dikumpulkan dengan wawancara kepada responden menggunakan kuesioner yang telah di pretest. Studi dokumen menggunakan daftar tilik instrumen puskemas juga dilakukan terhadap protap. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan rutin Puskesmas Rubaru. Semuanya diolah secara statistik dengan komputer dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Intervensi yang dilakukan berupa pelatihan tentang cross selling dan program pemberantasan kusta. Semua variabel penelitian menunjukkan hasil yang meningkat pads setelah intervensi dibanding dengan sebelumnya. Dua buah protap tentang koordinasi lintas program untuk program pemberantasan kusta telah berhasil dikembangkan melalui forum mini lokakarya puskesmas. Seluruh karyawan telah mengikuti pelatihan cross selling dalam program pemberantasan kusta. Pengetahuan tentang kusta meningkat hanya 5,00 % menjadi 57,50 % setelah pelatihan. Hal ini berhubungan dengan kurang mampunya karyawan dalam menegakkan diagnosis penderita baru kusta. Oleh karena itu diperlukan pelatihan ulang tentang kusta. Setelah pelatihan kegiatan penyuluhan kusta hampir dilakukan oleh seluruh karyawan dengan peningkatan 62,50 %. Karyawan yang tidak pernah melakukan kegiatan penyuluhan kusta perorangan dalam satu bulan terakhir berkurang 42,50 %. Sedangkan karyawan yang tidak pernah melakukan kegiatan penyuluhan kusta kelompok dalam satu bulan terakhir berkurang 62,50 %. Sebulan setelah pelatihan, 90,00 % karyawan yang melakukan kegiatan penemuan tersangka kusta meningkat 75,00 %. Setelah pelatihan cross selling dan program pemberantasan kusta karyawan yang melakukan rujukan meningkat 55,00 % menjadi 67,50 %. Jumlah penemuan penderita barn kusta seebulan setelah pelatihan sebanyak 8 orang. Sedangkan pada kurun waktu 6 bulan dari bulan Januari hingga Juli 2006 hanya 7 orang . Sistem insentif vtelah diterapkan di Puskesmas Rubaru berupa pemberian piagam penghargaan disertai insentif finansial kepada karyawan berprestasi yang berhasil menemukan penderita barn kusta terbanyak dalam periode sebulan. Jumlah karyawan yang mendapat insentif adalah 20 % atau meningkat 10 % dari sebelumnya. Untuk meningkatkan penemuan penderita barn kusta melalui cross selling Puskesmas Rubaru antara lain perlu menyusun dan menetapkan protap tentang koordinasi lintas program untuk program pemberantasan kusta secara tertulis, terukur, operasional dan diimplementasikan oleh seluruh karvawan serta diperkuat dengan surat keputusan ( SK ) tertulis kepala puskesmas, koordinasi lintas program dari seluruh karyawan puskesmas tentang program pemberantasan kusta untuk mencapai eliminasi kusta pada tahun 2011, perlu dilakukan pelatihan, diseminasi informasi, advokasi dan evaluasi program pemberantasan kusta secara berkelanjutan kepada semua karyawan puskesmas di masing-masing unit maupun sub unit pelayanan kesehatan, perlu dilakukan monitoring, evaluasi secara sistematik dan berkelanjutan tentang sistem pemasaran internal cross selling dan program pemberantasan kusta untuk rnengukur tingkat penerapannya melalui mini lokakarya, perlu menerapkan sistem insentif bagi karyawan berprestasi dalam penemuan penderita barn kusta. Langkah ini telah disepakati akan dilakukan oleh seluruh karyawan Puskesmas Rubaru dan optimis akan dapat berjalan dengan baik dengan dukungan koordinasi lintas program yang kuat.. Penelitian ini menyimpulkan bahwa protap tentang koordinasi lintas program untuk program pemberantasan kusta belum tersedia pada awal penelitian. Namun dengan intervensi yang dilakukan, akhirnya protap tersebut berhasil disusun. Keikutsertaan karyawan Puskesmas Rubaru dalam pelatihan cross selling dan program pemberantasan kusta belum nampak hasilnya khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam mendiagnosis penderita barn kusta. Cross selling pada awalnya dilaksanakan dalam lingkup terbatas pada karyawan tertentu. Namun dalam waktu satu bulan dari pelaksanaan intervensi yang berupa pelatihan cross selling yang didukung juga oleh evaluasi melalui mini lokakarya puskesmas ternyata mampu meningkatkan kinerja karyawan yang ditandai oleh meningkatnya penyuluhan, penemuan dan rujukan tersangka kusta yang disertai pula oleh meningkatnya penemuan penderita barn kusta. Namun demikian penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan konsistensi hasilnya. Cross selling perlu diterapkan baik pada program pemberantasan kusta untuk mencapai elimiasi kusta maupun diterapkan pads program kesehatan lain di Puskemas Rubaru serta puskesmas lain di Kabupaten Sumenep .

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKC KK TKA.14/07 Oet u
Uncontrolled Keywords: Leprocy; Cross selling; Health centre.
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA643-645 Disease (Communicable and noninfectious) and public health
Divisions: 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Creators:
CreatorsNIM
ELIZABETH SINTA PRAHARA OETOMO, 090410799LUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRika Subarniati T, Prof. Dr., dr., SKMUNSPECIFIED
Thesis advisorRatna Dwi Wulandari, SKM., M.KesUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 07 Jun 2017 22:14
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36371
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item