Ajeng Kusuma Wardani, 121041024 (2012) PRAKSIS MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS DI DESA TEMORAN KABUPATEN SAMPANG (ANALISIS PIERRE BOURDIEU). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2013-wardaniaje-25543-5.-abstr-k.pdf Download (123kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2013-wardaniaje-22225-15FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (876kB) | Request a copy

Abstract

Indonesia saat ini menghadapi masalah dalam angka kematian ibu dan anak. Faktor budaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dan cara pandang masyarakat Indonesia. Konsep kesehatan kehamilan, persalinan, dan nifas dipandang berbeda-beda dalam setiap budaya. Salah satu etnis di Indonesia adalah etnis Madura. Pulau Madura terdiri dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Dari keempat kabupaten tersebut, Sampang berada pada posisi terakhir pada Indeks Kesehatan Masyarakat se Propinsi Jawa Timur, khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praksis masyarakat terhadap kesehatan kehamilan, persalinan, dan nifas di Desa Temoran. Penelitian ini memiliki empat tujuan khusus; (1). Mendapatkan gambaran wilayah Desa Temoran, (2). Mengidentifikasi agen-agen dominan yang mempengaruhi habitus dan praksis masyarakat terhadap kesehatan kehamilan-nifas, (3). Mengidentifikasi habitus dan modal bidan desa yang bertugas di Desa Temoran, (4). Melakukan analisis praksis masyarakat terhadap kesehatan kehamilan, persalinan, dan nifas berdasarkan teori Bourdieu. Metode dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Pierre Bourdieu tentang praksis yang terdiri dari habitus, modal, dan arena. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah; 1) observasi, 2) wawancara, dan 3) studi dokumen. Hasil analisis penelitian mengandung tiga hal pokok. Pertama, terdapat tiga agen dominan yang mempengaruhi praksis masyarakat terhadap kesehatan kehamilan, persalinan, dan nifas. Ketiga agen tersebut adalah orang tua, dukun bayi, dan ulama. Kedua, bidan desa memiliki habitus dan modal yang mendukung kinerja beliau dalam bekerja dalam ranah medis kesehatan ibu Desa Temoran. ketiga, terdapat tiga arena berbeda yang mempengaruhi praksis masyarakat. Ketiga arena tersebut adalah arena budaya, agama, dan medis yang saling bersinggungan dan mempengaruhi penerimaan dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Penelitian ini mengeluarkan tiga saran, yaitu menggunakan irisan persamaan antara ketiga arena sebagai media menjembatani perbedaan konsep kesehatan. Irisan persamaan tersebut terletak pada nilai perempuan dan anak. Saran kedua adalah menegosiasikan tradisi kesehatan masyarakat melalui unsur jamu, pijat, dan kehadiran dukun bayi sebagai pendamping persalinan. Saran ketiga adalah dengan memaksimalkan modal simbolik ulama untuk merubah praksis masyarakat.

Actions (login required)

View Item