AKIBAT HUKUM PEMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN

WINA CANDRA, 031042198 N (2012) AKIBAT HUKUM PEMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2013-candrawina-22850-4.abstr-i.pdf

Download (264kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2013-candrawina-22850-13full.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam peristiwa perkawinan diperlukan norma hukum dan tata tertib yang mengaturnya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan) adalah UU Perkawinan Nasional, dan dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Apabila dalam melaksanakan perkawinan tidak memenuhi syaratsyarat sahnya perkawinan, maka perkawinan tersebut dapat dibatalkan. Pembatalan perkawinan hanya dapat dilakukan dengan putusan pengadilan. Kasus yang dibahas di dalam tesis ini adalah tentang pembatalan perkawinan yang dilakukan oleh istri pertama terhadap perkawinan yang telah berjalan antara suaminya dengan istri kedua. Dalam perkawinan kedua, perkawinan tersebut berlangsung tanpa sepengetahuan dan seizin dari istrinya. Pada perkawinan kedua, laki-laki tersebut memalsukan identitasnya. Setelah beberapa tahun kemudian, istri pertama mengetahui bahwa suaminya kawin dengan wanita lain. Berdasarkan hal tersebut maka ada dua permasalahan yang dibahas yaitu mengenai akibat hukum terhadap status anak yang dilahirkan dalam perkawinan kedua dan harta benda perkawinan dalam suatu perkawinan yang dibatalkan karena masih terikat dengan perkawinan pertama, dan ratio decidendi putusan hakim dalam perkara pembatalan perkawinan. Adapun pendekatan masalah yang dipergunakan dalam mengkaji kedua permasalahan tersebut adalah pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan konseptual (Conceptual Approach), dan pendekatan kasus (Case Approach). Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah keputusan Pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan. Akibat hukum terhadap status anak dan harta benda perkawinan dalam suatu perkawinan yang telah dibatalkan pengadilan karena masih terikat dengan perkawinan pertama adalah pembatalan perkawinan tidak berlaku surut terhadap anak yang lahir dalam perkawinan tersebut, dan tetap merupakan anak yang sah dari kedua orang tuanya. Sedangkan terhadap harta benda perkawinan yang dibatalkan karena masih terikat dengan perkawinan pertama adalah keputusan pembatalan perkawinan tersebut berlaku surut terhadap harta bersama dalam perkawinan yang dibatalkan, walaupun terhadap suami atau istri di dalam perkawinan yang dibatalkan adalah beritikad baik. Maka, harta bersama dianggap tidak pernah ada akibat pembatalan perkawinan melalui putusan pengadilan tersebut.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TMK 164 12 Can a
Uncontrolled Keywords: Pembatalan Perkawinan
Subjects: H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman > HQ1-2044 The Family. Marriage. Women > HQ503-1064 The family. Marriage. Home > HQ755.7-759.92 Parents. Parenthood
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman > HQ1-2044 The Family. Marriage. Women > HQ503-1064 The family. Marriage. Home > HQ802 Matrimonial bureaus. Marriage brokerage
K Law > K Law (General)
Divisions: 03. Fakultas Hukum > Magister Kenotariatan
Creators:
CreatorsNIM
WINA CANDRA, 031042198 NUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorAgus Yudha Hernoko, Prof., Dr., S.H., M.HUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dhani Karolyn Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 01 Oct 2016 05:39
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36757
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item