SRITI HESTI ASTITI, 031141060 (2012) KARAKTERISTIK ALAT BUKTI INFORMASI ELEKTRONIK DAN ATAU DOKUMEN ELEKTRONIKA DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2013-astitisrit-23397-6.abstr-t.pdf Download (349kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2013-astitisrit-23397-12full.pdf Restricted to Registered users only Download (703kB) | Request a copy

Abstract

Pasal 184 ayat (1) KUHAP menganut limitatif alat bukti yang terdiri dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Pasca diundangkannya Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE), ala bukti Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik mendapat pengakuan sebagai alat bukti yang berdiri sendiri diluar ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP, dimana alat bukti informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan alat bukti lain dalam Pasal 184 ayat (I) KUHAP. Pasal 1 ayat (I) UU ITE menyebutkan: informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gam bar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI) , surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Lebih lanjut dalam ayat 2 disebutkan transaksi elektronik merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan/atau media elektronik lainnya. Sedangkan Pasal 1 ayat (4) menyebutkan: Dokumen Elektronik adalah setiap informasi Elektronik yang dibllat, diteruskan, dikirimkan, diterima atau disimpan dalam bentuk analog, digital, eiektromagnetik, optikal atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer dan Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gam bar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, hllruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Telah dilakukan penelitian mengenai karakteristik suatu bukti informasi dan atau dokumen elektronik dalam suatu perkara pidana dan apakah alat bukti tersebut memiliki kekuatan pembuktian yang mandiri ataukah harus didukung dengan alat-alat bukti sebagaimana tersebut dalam Pasal 184 ayat (I) KUHAP.

Actions (login required)

View Item