POSISI PESANTREN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT SITUBONDO Studi tentang Relasi Sosial Masyarakat Situbondo yang Estoh dan Ahlul Bait Pesantren Salafiyah Syafi�iyah, Sukorejo

ACH. DHAIFI IBRAHIMY WHD, 071147016 (2014) POSISI PESANTREN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT SITUBONDO Studi tentang Relasi Sosial Masyarakat Situbondo yang Estoh dan Ahlul Bait Pesantren Salafiyah Syafi�iyah, Sukorejo. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2015-achdhaifii-34969-4.abstr-k.pdf

Download (427kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
Binder26.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sebagian besar masyarakat Situbondo yang memiliki kultur keagamaan yang kuat, memiliki rasa penghormatan yang tinggi terhadap pesantren-pesantren di lingkungannya. Penghomatan yang biasa disebut dengan rasa estoh ini juga dapat dilihat dalam relasi sosial sebagian besar masyarakatnya dengan pesantren Sukorejo dan juga Ahlul Bait-nya (kiai dan keluarganya). Masyarakat menempatkan mereka dalam posisi yang tinggi dalam kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, penelitian kualitatif ini ingin melihat bentuk penghormatan yang diberikan oleh masyarakat yang estoh terhadap pesantren Sukorejo dan Ahlul Bait-nya. Selain itu, di sini juga ingin melihat langsung bagaimana pandangan-pandangan dari para Ahlul Bait tentang posisi sosialnya sendiri dalam posisi sosial pesantren ditengah masyarakat, dan bagaimana posisi-posisi sosial tersebut terus terpelihara hingga saat ini. Analisis penelitian ini menggunakan teori Bourdieu tentang �praktik.� praktik yang muncul dari dialektika antara �habitus� seseorang dengan �ranah� yang dimasukinya. Ranah digambarkan sebagai sebuah arena pertarungan atau permainan, di mana di dalamnya orang-orang dengan habitus dan �modal� yang mereka miliki saling memperebutkan sumberdaya-sumberdaya. Sedangkan sumberdaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa �posisi sosial� dalam masyarakat. Mereka yang memiliki posisi sosial rendah tentu akan menghormati atau tunduk kepada mereka yang memiliki posisi sosial tinggi di masyarakat. Hasilnya adalah masyarakat Situbondo yang estoh kepada pesantren Sukorejo dan Ahlul Bait-nya, merasa bahwa mereka mendapatkan berkah serta manfaat secara spiritual dan psikologis, yaitu berupa ketenangan dalam hidup. Sedangkan para Ahlul Bait Sukorejo memandang bahwa posisi sosialnya yang dianggap tinggi oleh masyarakat, sangat menguntungkan mereka, baik secara pribadi maupun terhadap pesantren. Ke-estoh-an masyarakat merupakan sebuah bentuk penerimaan terhadap pesantren, dengan demikian pesantren Sukorejo beserta Ahlul Bait-nya dapat dengan mudah menjalankan visi dan misi utamanya dalam menyampaikan dakwah Islamiyah.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TSO 11/14 Ach p
Uncontrolled Keywords: posisi sosial, relasi sosial, pesantren, kultur keagamaan
Subjects: J Political Science
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
ACH. DHAIFI IBRAHIMY WHD, 071147016UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMUSTA' IN MASHUD, Prof. Dr. M.Si.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Deby Felnia
Date Deposited: 27 Oct 2016 19:47
Last Modified: 27 Oct 2016 19:47
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/39197
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item