Yunita Monolimay (2014) PROFIL TEKANAN KARBONDIOKSIDA ARTERI SEBELUM RESUSITASI PADA CEDERA OTAK TRAUMATIK BERAT DI RSUD DR SOETOMO. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK 2.pdf Download (107kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 4.pdf Restricted to Registered users only Download (494kB) | Request a copy

Abstract

Cedera Otak Traumatik merupakan salah satu dari hal yang paling serius, kondisi mengancam nyawa pada pasien trauma yang menyebabkan disabiliti dan kematian.1 Cedera Otak Traumatik didefinisikan sebagai goncangan kepala atau cedera penetrasi/tembus dimana hal tersebut mengganggu fungsi otak. Klasifikasi cedera otak berat berdasarkan pada penilaian GCS, dimana terdapat gangguan neurologi saat buka mata, bicara dan fungsi motorik disebut cedera otak berat bila skornya 8 atau kurang dari 8 selama hari pertama setelah trauma Cedera Otak Traumatik merupakan penyebab kematian dan kecacatan diseluruh dunia. Bila semua cedera otak berat di hitung, termasuk sebelum tiba di rumah sakit angka mortalitas dalam setahun antara 35-45 % dan angka kematian sangat dramatis yaitu >40% dari semua kematian yang terjadi dalam 24 jam pertama dan angka pemulihan yang jelek yaitu hanya 10-20 % pasien yang bisa kembali bekerja setelah 1 Tahun. Insiden cedera otak dibanyak negara berkisar antara 200-300 / 100.000 populasi pertahun. Di amerika serikat cedera otak setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Di Eropa sekitar 150 � 200 orang dengan cedera otak traumatik per 100.000 populasi. Dengan angka kematian 14 � 30 orang per 100.000 populasi, dimana usia 15 � 35 tahun yang paling banyak, pria lebih sering di banding wanita dengan rasio 2,5 banding 1. 4 Angka kejadian di Indonesia belum diketahui dengan pasti tetapi dengan banyaknya kecelakaan lalulintas kemungkinan angka kejadian cukup tinggi

Actions (login required)

View Item