PERANAN ANESTESIOLOGI & REANIMASI DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU BERSALIN DAN BAYI BARU LAHIR

Rr. Sri Wabjoeningsih, Prof. dr. , Sp.An.K.IC (2011) PERANAN ANESTESIOLOGI & REANIMASI DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU BERSALIN DAN BAYI BARU LAHIR. Airlangga University Press, Surabaya. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (PIDATO PENGUKUHAN)
107. 39721.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pemberian obat anestesi umum akan menimbulkan gangguan reversible 100 miliar sel otak dan segenap sambungannya yang menyebabkan pasien menjadi tidak sadar. Di samping itu, obat-obat tersebut menurunkan fungsi napas, fungsi sirkulasi, fungsi ginjal dan fungsi hati. Keadaan ini mengharuskan seorang anesthesiologist mampu mempertahankan fungsi-fungsi vital tersebut agar tidak membahayakan jiwa pasien. Agar dapat mengelola dengan baik maka dibutuhkan pemahaman fisiologi, patofisiologi, biokimia, farmakologi dan keterampilan melakukan Life Support. Memberikan anestesi tidak hanya dapat menidurkan pasien, tetapi juga harus dapat membangunkan kembali pasien dalam kondisi seperti di saat sebelum ditidurkan atau kondisi yang lebih baik. Pemberian anestesi yang tampaknya sederhana ini, efeknya pada perubahan fungsifungsi vital jika tidak dikelola dengan hati-hati dapat mengancam jiwa pasien. Kelambatan penanganan akan menyebabkan kematian atau kerusakan organ yang menetap (permanent). Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang tidak berorientasi pada organ (misalnya jantung) atau umur (misalnya pediatri) tetapi berorientasi pada fungsi. Anestesiologi menekankan segi gangguan fungsi, bukan gangguan organ. Misalnya, dalam mengatasi kegawatan napas, letak penyebab dan penyelesaian masalahnya tidak hanya di paru, tetapi juga bisa pada neuromuscular endplate seperti pada myasthenia gravis, atau hipokalemia berat, atau sisa obat pelumpuh otot (Neuro Muscular Blocking Agent/NMBA); namun demikian, tindakan mengatasi kegawatannya adalah sama yaitu memberikan napas buatan dan menambahkan oksigen. Pengalaman di bidang diagnosis dan terapi kegawatan selama operasi sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari anestesia, membuat personil anestesia menjadi peka, wasp ada, tanggap dalam bertindak dan cepat mengatasi krisis yang mengancam jiwa. Kemampuan mengelola fungsi vital ini kemudian menggerakkan aktivitas para ahli anestesiologi untuk bekerja di luar kamar operasi. Berkembang dari tindakan anestesia (pembiusan) ke aplikasi untuk mengatasi kegawatdaruratan (Life Support) yang secara fisik dilakukan di Ruang Pulih Sadar (Recovery Room), Ruang Gawat Darurat (Emergency Room) dan Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit).

Item Type: Other
Additional Information: KKA KK PG.16/11 Wah p; KKA KK PG 24/11 Wah p
Uncontrolled Keywords: anestesiologi
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R5-920 Medicine (General)
R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS200-201 Pharmaceutical dosage forms
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
Rr. Sri Wabjoeningsih, Prof. dr. , Sp.An.K.ICUNSPECIFIED
Depositing User: Diah Widjayanti
Date Deposited: 29 Jun 2016 07:38
Last Modified: 14 Jun 2017 19:26
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/39721
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item