Wisnujono Soewono (1995) ASPEK KLINIK PENCANGKOKAN KORNEA DAN PERANNYA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA. AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-grey-2011-soewonowis-20336-pg6310.pdf Download (92kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-grey-2011-soewonowis-17059-pg6310-a.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Latar belakang saya memilih judul pidato Aspek Klinik Pencangkokan Kornea dan Peranannya dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia adalah bahwa operasi pencangkokan kornea nampaknya akan mempunyai peranan yang sangat penting dimasa mendatang, disamping program operasi katarak yang sudah dilaksanakan sampai ditingkat pedesaan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang tahap II. Pada pidato pengukuhan saya pagi hari ini ada 2 hal yang akan saya bahas yaitu: 1. Aspek Klinik Pencangkokan Kornea 2. Peranan Pencangkokan Kornea dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. ASPEK KLINIK PENCANGKOKAN KORNEA Pada awal mula istilah pencangkokan di Bumi Nusantara ini hanya dikenal oleh para petani atau orang-orang yang berkecimpung dibidang perkebunan. Baru pada akhir dasa warsa ke enam diabad ke dua puluh ini, para dokter di Indonesia, tepatnya di Jakarta, mereka berhasil melaksanakan suatu operasi pencangkokan kornea. Keberhasilan tersebut diikuti dengan pendirian Perkumpulan Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia yang akhirnya lebih dikenal sebagai Bank Mata Indonesia, yang saat ini Bank Mata Indonesia telah memiliki cabang-cabang dihampir seluruh Provinsi di Indonesia. SEJARAH PENCANGKOKAN KORNEA Operasi pencangkokan kornea sudah dikenal sejak 150 tahun yang lalu dan dalam Klinik Modern tercatat beberapa tokoh pencangkokan kornea antara lain Von Hippel, yang memperkenalkan pencangkokan kornea Lameller di Jerman pada akhir abad 19. Elschning memperkenalkan pencangkokan komea tembus pada tahun 1910. Pencangkokan modern dimulai pada tahun 1952, ketika Stocker untuk pertama kalinya melaporkan keberhasilannya melakukan pencangkokan kornea pada kasus kekeruhan kornea. Keberhasilan ini didukung oleh penggunaan steroid dan telah tersedianya benang dan jarum yang halus. Di Indonesia pencangkokan kornea pertama kali dilakukan oleh Salim pada tahun 1954 di Jakarta, sedangkan di Surabaya operasi pencangkokan kornea, bare dapat dikerjakan pada tahun 1975. PENCANGKOKAN KORNEA TEMBUS Pencangkokan kornea tembus dilakukan bila terjadi kekeruhan pada endotel kornea atau kerusakan stroma yang terlalu dalam, dimana pencangkokan kornea lameler sudah tidal( mungkin lagi dapat dikerjakan.
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PG 63/10 Soe a | ||||
Uncontrolled Keywords: | kornea | ||||
Subjects: | R Medicine > RE Ophthalmology | ||||
Divisions: | Pidato Guru Besar | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Sulistiorini | ||||
Date Deposited: | 19 Sep 2016 09:19 | ||||
Last Modified: | 30 May 2017 16:18 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40250 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |