Andi Dinajani Setiawati Abidin-Harijanto Mahdi (1995) DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENYAKIT ALERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ERA PEMBANGUNAN. Universitas Airlangga, Surabaya. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-grey-2011-mahdiandid-20761-pg7810-k.pdf Download (88kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
436. 40267-ilovepdf-compressed.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Penyakit alergi dapat timbul pada setiap usia, tersebar pada seluruh lapisan masyarakat di dunia ini, balk masyarakat dengan status sosial ekonomi lemah maupun masyarakat dengan status sosial ekonomi baik. Terdapat disemua negara dengan prevalensi yang berbeda-beda. Di Amerika Serikat misalnya didapatkan 8-10 juta penderita, sedangkan di negara¬negara lain seperti Eropa, Jepang, Australia, frekuensi berkisar antara 10% - 20% dari penduduk (Holgate dkk, 1995) dan frekuensi ini tiap tahun bertambah. Di Indonesia angka-angka yang pasti belum ada. Didapatkan bahwa lebih dari 1% pengunjung Poliklinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya adalah penderita alergi dan frekuensi penderita baru yang datang berobat pada RSUD Dr. Sutomo tiap tahun bertambah, menurut Karnen dkk (1994) ± 1 % dari populasi. Penyakit alergi sangat merugikan si penderita dalam hal lamanya absensi sekolah pada kanak-kanak, absensi dari pekerjaan pada pekerja dan ongkos pengobatan serta perawatan dan ini menurunkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pembangunan. Kata alergi berasal dari kata allos yang artinya suatu penyimpangan atau perubahan dari cara semula atau cara biasa. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan perubahan reaksi terse-but, dinamakan alergen (Roitt, 1977). Sedangkan alergen/antigen ialah suatu benda atau zat asing yang bila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan pembentukan zat anti (antibodi), atau dengan perkataan lain antigen adalah suatu bahan yang mempunyai kemampuan untuk menginduksi respon imun atau mempunyai kemampuan imunogenik. Bahan ini biasanya terdiri dari protein dan karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi (Tjokronegoro, 1977). Apabila antigen dan antibodi bereaksi timbul reaksi alergi dengan bermacam-macam manifestasi kliniknya. Penyakit alergi didalamnya termasuk asma bronkhial, hipersensitivitas pneumoni¬tis, rinitis alergika, konjungtivitis alergika, dermatitis, alergi makanan, syok anafilaktik, angioudema dan migren, merupakan golongan terbesar dari meningkatnya angka sakit (morbiditas) dan tak jarang menyebabkan kematian (mortalitas) pada sebagian besar penderitanya (WHO, 1994).
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK PG 78/10 Mah d | ||||
Uncontrolled Keywords: | alergi | ||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA565-600 Environmental health |
||||
Divisions: | Pidato Guru Besar 01. Fakultas Kedokteran |
||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | ||||
Date Deposited: | 27 Sep 2016 08:20 | ||||
Last Modified: | 20 Jun 2017 17:03 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40267 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |