Aqsa Sjuhada Oki, Drg. M.Kes and Ira Arundina, dr. M.Si (2008) PENGARUH PEMBERIAN A-TOKOFEROL DAN ASAM ASKORBAT TERHADAP XEROSTOMIA DAN PERUBAHAN GAMBARAN HISTOLOGIS SEL-SEL ASINI KELENJAR SALIVA AKIBAT RADIASI. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-res-2008-okiaqsasju-6532-lp5308-k.pdf Download (369kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-res-2008-okiaqsasju-6532-lp5308-p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kerusakan sel-sel kelenjar saliva pasca terapi radiasi sering terjadi dan kemungkinan besar diakibatkan aktivitas radikal bebas yang dihasilkan radiasi tersebut. Kerusakan yang terjadi pada umumnya berupa penurunan jumlah sel-sel asini dan sel-sel duktus dan peningkatan prosentase jeringan ikat. Manfaat suplemen vitamin antioksidan sebagai penangkal radikal bebas telah banyak diteliti. #945;-tokoferol dapat berfungsi sebagai pemecah rantai radikal (chain breaker antioxidant) di kompartemen lemak, sedangkan asam askorbat bekerja sebagai antioksidan di kompartemen cair. Kombinasi kedua vitamin tersebut akan memberikan sinergi yang baik dalam fungsinya sebagai antioksidan. Dari uraian tersebut timbul masalah yaitu apakah pemberian #945;-tokoferol dan asam askorbat dapat menghambat terjadinya perbedaan jumlah sel asini kelenjar saliva ? Eksperimen menggunakan hewan coba Rattus novergicus strain Sprague-Dawley sejumlah 30 ekor yang dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok berjumlah 10 ekor. Kelompok 1 mendapatkan placebo tanpa radiasi, kelompok II mendapatkan suplemen #945;-tokoferol dan asam askorbat dan paparan radiasi, sedangkan kelompok Ill diberi paparan radiasi tanpa suplemen #945;-tokoferol dan asam askorbat. Radiasi diberikan selama 2 hari berturut-turut, masing-masing sebesar 5 Gy. Dengan analisa statistik uji Manova (p < 0,01) didapatkan hasil perbedaan yang bermakna di antara ketiga kelompok pada jumlah sel-sel asini kelenjar saliva. Pada jumlah sel-sel duktus kelenjar saliva didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok II dan III, serta kelompok I dan III. Antara kelompok 1 dan II tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Peroksidasi lemak dari membran sel menyebabkan berubahnya fungsi membran sel yaitu peningkatan permeabilitas membran yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pada protein sitosol dan yang paling berbahaya adalah terbentuknva radikal peroksi yang dapat memicu rantai radikal bebas. Radikal peroksi tersebut dapat melalui aliran darah dan memulai reaksi peroksidasi pada lokasi yang jauh dan asalnya. Radikal bebas hidroksi pada membran sel akan bereaksi dengan polyunsaturated fatty acid dan terjadi reaksi rantai yang dikenal dengan sebagai peroksidasi lemak. Hasil akhir dari reaksi rantai ini akan terbentunya hidroperoksidasi dengan conjugated dienes. Hidroperoksidasi tersebut akan menyebabkan dekomposisi beberapa produk aldehid yang bersifat toksik terhadap sel dan berbeda panjang rantainya. Salah satu aldehid utama yang terbentuk adalah rantai 3-carbon malondialdehyde (MDA). Kerusakan sel dapat terjadi di mana saja termasuk sel-sel kelanjar saliva. Sinergisme #945;-tokoferol dan asam askorbat dapat mengubah radikal tokoferol (TOC�) menjadi vitamin E kcmbali dengan menghasilkan ascorbyl radical (C�). Ascorbyl radical (C�) akan menghasilkan dehydroascorhic acid (DHA) dimana keduanya akan direduksi secara enzimatis kembali menjadi asam askorbat (May, 1999; Niki, 1991). Jadi asam askorbat selain bekerja sebagai antioksidan dalam kompartmen cair juga berfungsi meningkatkan duration of action dari #945;-tokoferol sehingga periode induksi antioksidan bisa lebih lama Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian #945;-tokoferol dan asam askorbat dapat menghambat terjadinva perubahan jumlah sel asini kelenjar saliva akibat radiasi. Hambatan ini diakibatkan suatu protecting effect dari antioksidan yang sinergis dan memberikan efek maksimal.

Actions (login required)

View Item