Kandi Aryani Suwito, S.Sos (2008) POLITIK IDENTITAS DALAM FILM BERBAGAI SUAMI : RECEPTION ANALYSIS PEREMPUAN TERHADAP IDENTITAS PEREMPUAN INDONESIA YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM FILM BERBAGAI SUAMI. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-suwitokand-6820-lp1500-p.pdf Download (371kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
561. 40734.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan perempuan terhadap identitas perempuan Indonesia yang direpresentasikan dalam film Berbagi suami. Selain itu, penelitian ini juga tertarik untuk mengetahui bagaimana penerimaan perempuan sebagai khalayak aktif dalam memahami praktik politik identitas dalam film Berbagi Suami yang memproduksi dan mengkonstruksi identitas perempuan Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis penerimaan (reception analysis) dimana khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretative communities yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang menerima begitu saja makna yang diproduksi oleh media massa. Dalam analisis penerimaan. teks media tidak dipandang sebagai sesuatu yang paling berkuasa dalam mengkonstruksi realitas, tetapi khalayak-lah yang memiliki kontrol dan kekuatan interpretatif dalam mengkonstruksi makna dalam dirinya terhadap realitas. Penelitian akan diadakan di Surabaya dengan menggunakan Focus Group Discussion (FGD) terhadap perempuan dari latar belakang yang berbeda, baik kelas, etnis, maupun agama. Perbedaan ini diperlukan berdasakan perspektif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu perspektif Postfeminisme yang memandang perbedaan sebagai sesuatu yang harus diakui dan diterima secara setara. Disini responden yang kesemuanya adalah perempuan. dipahami sebagai individu-¬individu yang terlibat secara aktif dengan pesan dalam film tersebut. mengkonstruksi makna mengenai identitas dari proses pembacaan mereka terhadap kode-kode visual maupun narasi yang muncul dalam film. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden melihat adanya praktik politik identitas dalam film Berbagi Suami yang ditunjukkan melalui adanya penguatan stereotype-stereotype tertentu melalui performa fisik dalam menggambarkan sebuah identitas. Film Berbagi Suami dianggap menyederhanakan identitas perempuan yang sebenarnya bisa berbeda-beda pada praktek dan realitasnya. Identitas perempuan Indonesia merupakan identitas yang dikonstruksi melalui proses identifikasi terhadap etnisitas, kelas sosial, dan agama beserta relasi kuasa yang dimunculkannya. Film Berbagi Suami merupakan ajang kontestasi identitas. dimana terjadi proses representasi dari identitas-identitas tertentu dan proses tersembunyinya identitas-identitas lain. Tema poligami yang diangkat dalam film ini juga menimbulkan konsekuensi mengenai bagaimana perempuan Indonesia direpresentasikan. Menurut responden, Film Berbagi Suami dianggap menjadi sebuah situs penindasan terhadap perempuan, karena lebih didominasi penggambaran identitas perempuan yang tereksploitasi dan nrimo, pelayan suami, selalu tergantung dan membutuhkan pasangan, dan pihak yang selalu terdominasi oleh laki-laki dalam relasi kuasa diantara keduanya. Film Berbagi Suami ini banyak mengkonstruksi bagaimana seharusnya perempuan serta pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi dalam diri perempuan ketika ia harus memilih diantara dualisme perannya. yaitu sebagai ibu rumah tangga yang menjaga keluarga atau sebagai perempuan bekerja. Seluruh responden berpendapat bahwa tidak perlu ada representasi tunggal mengenai identitas perempuan karena pada realitasnya perempuan memang berbeda dan tidak perlu diperlakukan secara seragam. Bagaimana seorang perempuan mendefinisikan identitas dirinya, itu juga adalah sebuah pilihan Responden berpendapat bahwa pemahaman diri mereka terhadap identitas perempuan bisa saja berubah seiring waktu. Bahwa identitas diri mereka-pun juga sangat mungkin untuk bergerak dan ber-transformasi. Responden juga melihat bagaimana tokoh-tokoh perempuan dalam film ini juga mengalami transformasi identitas. Bahwa perempuan berhak untuk berbeda mengenai bagaimana ia menjadi, dan setiap perbedaan tersebut haruslah mendapat pengakuan yang setara identitas sebagai sebuah arena kontestasi memang merupakan tempat perbedaan_ kontradiksi, dan juga resistensi berlangsung.
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 LP 150/06 Suw p | ||||
Uncontrolled Keywords: | Reception analysis; identitas perempuan | ||||
Subjects: | P Language and Literature P Language and Literature > PN Literature (General) > PN2000 Dramatic representation. The Theater |
||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair Research > Non-Exacta |
||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | ||||
Date Deposited: | 23 Oct 2016 19:25 | ||||
Last Modified: | 21 Jun 2017 19:10 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40734 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |