KAJIAN FILOLOGIS DAN KAJIAN STRUKTURAL PRAGMATIK SERAT PATI WINADI

Retno Asih Wulandari, Dra.,MA and Dwi Handayani, Dra (2005) KAJIAN FILOLOGIS DAN KAJIAN STRUKTURAL PRAGMATIK SERAT PATI WINADI. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-wulandarir-6863-lp1450-k.pdf

Download (490kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
569. 40775.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Saat ini cerita-cerita nusantara masih banyak yang berupa naskah atau teks lama bertulisan tangan (manuscripts) dan cetakan dalam bahasa dan aksara daerah. Dengan kondisi seperti ini tentu saja cerita-cerita tersebut hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Naskah-naskah lama yang mengandung informasi budaya masa lampau tidak akan diketahui isinya apabila tidak diteliti dan diungkap isinya. Salah satu hasil karya sastra lama yang tertulis dalam bahasa dan aksara Jawa adalah Serat Pati Winadi (SPW). Teks ini berisi cerita tentang suatu negeri yang ditimpa musibah kekurangan hujan, sehingga para petani tidak dapat mengolah sawah, banyak tanaman mati, sandang pangan mahal, banyak penyakit. Segala musibah itu akhirnya dapat diatasi setelah raja turun tangan (Behrend, 1990: 487). Selain itu teks ini juga berisi cerita tentang kehidupan tokoh Batur Tastara semasa ia masih menjadi penjahat hingga ia bertobat, mengabdi pada seorang pendeta agung, berkeluarga dan menemui ajalnya di negara Pandhali Putra. Penelitian ini bertujuan (1) menyajikan suntingan dan terjemahan teks SPW dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami, (2) mengungkapkan ajaran moral atau pesan moral pengarang yang terkandung dalam teks SPW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode filologi dan metode penelitian sastra. Metode penelitian filologi meliputi metode penelitian naskah dan metode suntingan teks. Metode penelitian naskah terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut: 1) penentuan sasaran penelitian, 2) inventarisasi naskah, 3) observasi penelitian, 4) trasliterasi teks, 5) terjemahan teks. Penelitian ini dibatasi pada naskah-naskah yang ada di kota Surakarta dan Yogyakarta. Setelah diinventarisir dari 2 buah katalog naskah (seperti tersebut dalam bab V), hanya ditemukan 1 buah teks naskah SPW yang bertulisan tangan (manuscript) yang terdapat dalam naskah berjudul Serat Pati Winadi; Serat Wyanjanamurti. Naskah ini tersimpan di Museum Sono Budoyo Yogyakarta dengan nomor naskah PB A 244 (Girardet, 1983: 864; Behrend, 1990: 487). Selain itu akan digunakan pula sebuah naskah cetakan berjudul Pati Winadi berbahasa dan beraksara Jawa yang merupakan koleksi pribadi penulis yang akan digunakan sebagai data pelengkap (sekunder). Metode suntingan teks yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode suntingan teks naskah tunggal karena hanya ada 1 teks naskah SPW yang berhasil ditemukan. Teks SPW disajikan dengan menggunakan metode standar yaitu menerbitkan teks dengan membetulkan kesalahan kecil dan ketidakajegan berdasarkan ejaan yang berlaku (Baried, 1994: 69), dengan alasan agar dapat membantu pembaca untuk memahami teks SPW karena teks ini sudah bersih dari kesalahan-kesalahan bacaan. Metode kajian selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sastra. Dari suntingan teks SPW diadakan tinjauan struktural pragmatik yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek-aspek karya sastra yang seeara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Dalam pendekatan struktural lebih ditekankan pada tema dan amanat serta tokoh dan penokohan yang merupakan unsur-unsur yang menonjol dan berperan dalam pembentukan makna. Tema yang diangkat pengarang dalam SPW adalah tentang Serat Pati Winadi terdiri atas dua buah tema yaitu, pertama seperti terlihat dari judulnya, Pati Winadi yang bermakna rahasia kematian. Jadi tema cerita ini adalah tentang rahasia kematian yang dapat datang pada saat dan tempat yang tidak dapat diketahui oleh manusia (Pupuh IV � VIII). Selain daripada itu pada bagian awal yaitu pupuh I --- III, tema ceritanya tentang usaha yang kompak disertai dengan doa dapat mendatangkan keselamatan. Amanat atau pesan pengarang SPW pada pembaca disampaikan secara eksplisit pada akhir cerita. Pada pupuh VIII bait 24-26, pengarang menyampaikan pesan bahwa rahasia kematian itu sungguh-sungguh tidak dapat diduga dan diperkirakan datangnya. Istilah pragmatik menunjuk pada efek komunikasi yang dirumuskan oleh Horatius bahwa seniman bertugas untuk memberi ajaran, kenikmatan dan menggerakkan pembaca ke kegiatan yang bertanggungjawab dan bermanfaat. Dalam tinjauan pragmatik teks SPW didapatkan beberapa nilai budaya Jawa yang bermanfaat bagi pembaca yaitu takdir, darma, karma, nrirna, sepi ing parnrih, rame ing gawe. Nilai-nilai budaya tersebut dapat dijadikan pegangan hidup manusia � khususnya Jawa-agar dapat mengarungi kehidupan di dunia dengan damai, selaras dan seimbang.

Item Type: Other
Additional Information: KKB KK-2 LP 145/08 Wul k
Uncontrolled Keywords: KAJIAN FILOLOGIS; KAJIAN STRUKTURAL PRAGMATIK
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Unair Research > Non-Exacta
Creators:
CreatorsNIM
Retno Asih Wulandari, Dra.,MAUNSPECIFIED
Dwi Handayani, DraUNSPECIFIED
Depositing User: Tn Yusuf Jailani
Date Deposited: 04 Oct 2016 01:34
Last Modified: 21 Jun 2017 19:20
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40775
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item