KETERBATASAN IMPLEMENTASI NEO-OTTOMANISME DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI TURKI TERHADAP ISRAEL (2009-2014)

ANDRAINA ARY FERICANDRA, 071211232002 (2016) KETERBATASAN IMPLEMENTASI NEO-OTTOMANISME DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI TURKI TERHADAP ISRAEL (2009-2014). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (748kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FIS.HI.78-16 Fer k.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah faktor-faktor apa yang membatasi implementasi Neo-Ottomanisme dalam hubungan Turki dengan Israel pada era Erdoğan periode 2009-2014. Hal ini menjadi problematis mengingat di satu sisi, Neo-Ottomanisme menjadi faktor kultural yang mengkonstruksi kebijakan luar negeri Turki untuk mendukung kedaulatan Palestina dan bersikap kritis terhadap Israel. Namun di sisi lain, terdapat upaya Turki untuk mempertahankan hubungan bilateral dengan Israel. Akibatnya, sikap Turki pada Neo-Ottomanisme menjadi tidak konsisten, sehingga bisa dikatakan bahwa Neo-Ottomanisme mengalami keterbatasan ruang gerak. Perlu untuk mengelaborasi lebih lanjut tentang faktor-faktor penyebab keterbatasan implementasi Neo-Ottomanisme dalam kebijakan luar negeri Turki. Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran dari pendekatan konstruktivisme dalam hubungan internasional dan kasus-kasus empiris di beberapa negara yang menunjukkan bahwa kepentingan material sebagai alasan yang membatasi implementasi kultur dalam kebijakan luar negeri. Penulis mengajukan argumentasi bahwa kepentingan material Turki terhadap Israel dalam konteks ekonomi menjadi faktor penyebab dari keterbatasan implementasi Neo-Ottomanisme. Israel memiliki arti penting bagi hubungan ekonomi luar negeri Turki di tiga sektor vital, yakni perdagangan, investasi, dan pariwisata. Akan tetapi, dukungan Turki terhadap Palestina dan sikap keras terhadap Israel menimbulkan konsekuensi negatif pada hubungan kerja sama ekonomi Turki dengan Israel. Turki pun mengalami dilema kebijakan yang pada akhirnya menyebabkan sikap keras Turki terhadap Israel melunak. Hal ini dikarenakan Turki mengkalkulasi keuntungan material yang diperoleh dari hubungan kerja sama ekonomi dengan Israel lebih besar dibandingkan mengejar kepentingan kultural berupa sikap pro-Palestina.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FIS.HI.78/16 Fer k
Uncontrolled Keywords: Neo-Ottomanisme, Turki, Israel, Palestina, Konstruktivisme, Kultur, Kebijakan Luar Negeri
Subjects: J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1305-2060 Scope of international relations. Political theory. Diplomacy
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Creators:
CreatorsNIM
ANDRAINA ARY FERICANDRA, 071211232002UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorI Gede Wahyu Wicaksana, S.IP, M.Si, Ph.DUNSPECIFIED
Depositing User: Guruh Haris Raputra, S.Sos., M.M. '-
Date Deposited: 02 Sep 2016 06:40
Last Modified: 02 Sep 2016 06:40
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/41333
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item