RYSCHA YULIARDI PRATAMA, 071112034 (2016) PENGGUNAAN CYBERWAR MELALUI STUXNET PROJECT OLEH AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON PERKEMBANGAN PROYEK NUKLIR IRAN DI NATANZ. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (435kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FIS.HI.93-16 Pra p.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Belum selesai dengan masalah war on terrorism, keberadaan Amerika Serikat di Timur Tengah kembali mendapat tantangan ketika pada tahun 2007, Israel selaku partner terdekat mereka meminta bantuan serangan udara ke Natanz, Iran. Permintaan tersebut didasari adanya potensi ancaman keamanan yang dihadapi oleh Israel terkait perkembangan nuklir milik Iran di daerah Natanz. Namun Amerika Serikat ternyata tidak mampu memenuhi tuntutan serangan udara seperti yang diminta oleh Israel. Akan tetapi, beberapa tahun kemudian, pada tahun 2010 Iran diketahui mengalami masalah terkait industri nuklir mereka di Natanz, hal ini pun menyebabkan perkembangan nuklir mereka pun terhambat selama beberapa tahun. Dan pada tahun 2012 barulah diketahui bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang bertanggung jawab atas masalah yang didapatkan Iran terkait Natanz, yang mana pada kasus ini Amerika Serikat memanfaatkan cyberwar melalui Stuxnet Project untuk menyerang Natanz. Berangkat dari pemahaman dasar tentang konsep perang oleh Clausewitz sebagai kebijakan luar negeri, penulis selanjutnya melakukan eksplorasi lebih dengan melihat pemahaman tentang cyberwar dari beberapa penulis seperti Zetter dan juga Ventre. Dengan menggunakannya penulis menemukan beberapa kondisi dan juga karakter yang dibawa oleh cyberwar dan dengan menghubungkannya dengan kebijakan Amerika Serikat yang ada di Timur Tengah, maka alasan mengenai pemilihan penggunaan stuxnet project sebagai respon permintaan Israel pun dapat dibenarkan.

Actions (login required)

View Item