Dwi Kusuma Wahyuni, S.Si., M.Si.
(2010)
INDUKSI EMBRIOGENESIS MIKROSPORA ANGGREK Phalaenops;s amabilis, (L) B1.: UPAYA UNTUK MENDAPATKAN TANAMAN GALUR MURNI DALAM SATU GENERASI.
UNIVERSITAS AIRLANGGA, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
(Unpublished)
Abstract
Penelman Induksi Ernbriogenesis Mikrospora Anggrek Phalaenopsis amabilis, (L.), BI.: Upaya Untuk Mendapatkan Tanaman Galur Mumi dalam Satu Generasi. pada tahun kedua ini bertujuan mengetahui pengaruh lama waktu, berbagai sumber gula, kombinasi hormon auksin dan sitokinin dan cairan stigma terhadap pertumbuhan dan perkembangan mikrospora embriogenik hasil induksi dengan stres suhu dan medium starvasi. Kuncup bunga ukuran 0,9-1,3 em diberi perlakuan suhu dingin 4C selama 7 hari. Kuncup bunga disterilkan dengan Bayelin 100% selama 10 menit, kemudian dicuei dengan aquades stenl 2 kali. Mikrospora diisolasi dengan metosde g/assroad. Penakuan suhu panas 35C dan medum starvasi (medium B) dibenkan pada mikrospora terisolasi. Setelah perlakuan suhu panas dan medlum B mikrospora dikultur di medium New Phalaenopsis (NP) dengan perlakuan lama waktu inkubasi stres suhu dan medium starvasi. sumber gUla, kombinasi hormon auksin, dan cairan stigma. MikroSpora diamati dalam keadaan segar. dihitung jumlah mikrospora yang viabel dan diamati perkembangan inti pada setiap tahap minggu. Dan penelitian ini diperoleh hasH kuneup lama waktu inkubasi terbaik adalah 6 hari stres suhu dan medium starvasi. Tidak ada perbedaan penggunaan sumber gula (sukrosa, glukosa dan maltosa) terhadap viabilitas mikrospora embriogenik, tetapi berpengaruh terhadap perkecambahan mikrospora. Periakuan hormon 2,4D 2ppm mampu menginduksi mikrospora multinukleat tertinggi. Perlakuan hormon NAA 2ppm mampu menginduksi mikrospora binukleat simetri tertinggi. Periakuan cairan stigma tidak meningkatkan jumlah mikrospora binukleat simetri dibanding kontrol
Actions (login required)
|
View Item |