Nurvi Rahma Dwi Sartika, 040317984 (2007) STUDI KEBIJAKAN KAWASAN ANDALAN DI PROVINSI JAWA TIMUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-sartikanur-8981-c5008-k.pdf Download (392kB) | Preview |
|
|
Text (fulltext)
4434.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten/kota dengan kondisi geografis yang beragam mendorong tiap kabupaten/kota memiliki kemampuan yang berbeda dalam menjalankan pemerintahan yang otonom. Perbedaan kemampuan tersebut mendorong timbulnya kesenjangan antara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Kesenjangan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, mendorong Pemerintah menetapkan kebijakan Rencana Tata Ruang Provinsi tentang kawasan andalan untuk mengurangi kesenjangan di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kebijakan kawasan andalan dan ketepatan penetapan kawasan andalan. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian diskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumenter. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu atau time series selama kurun waktu tahun 1996 sampai dengan tahun 2005, pada 38 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Teknik analisis yang digunakan adalah Tipologi Klassen, Location Quotient atau Kuosien Lokasi, Indeks Spesialisasi Regional, dan Model logit atau Binary Logistic Regression. Hasil penelitian adalah (1). Hasil Tipologi Klassen menunjukkan yang tergolong daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah 6 kabupaten/kota, 1 kota yang tergolong daerah maju tapi tertekan, 15 kabupaten/kota yang tergolong daerah cepat berkembang, dan 16 kabupaten yang tergolong daerah relatif tertinggal (2). Location Quotient menunjukan semua kabupaten/kota memiliki sektor unggulan yang berbeda satu sama lain. Akan tapi tidak ada kabupaten ataupun kota yang kesembilan sektornya merupakan sektor unggulan, akan ada satu atau lebih sektor yang bukan merupakan sektor unggulan (3). Hasil perhitungan indeks spesialisasi menunjukkan adanya kenaikan nilai rata-rata indeks spesialisasi kabupaten/kota sektor atas dasar lapangan usaha sebesar 0.57, yaitu dari (0,03) pada tahun 2001 menjadi 0,60 pada tahun 2005. Kenaikan nilai rata-rata indeks spesialisasi tersebut didorong oleh terjadinya kenaikan nilai rata-rata pada beberapa kabupaten/kota walaupun dibeberapa kabupaten/kota terjadi penurunan (4). Berdasarkan hasil uji Binary Logistic Regression tidak terjadi perubahan jumlah kawasan andalan. Kawasan andalan tetap terdiri dari 23 kabupaten/kota dan 15 kabupaten/kota kawasan bukan andalan, tetapi terjadi perubahan susunan kabupaten/kota yang masuk dalam kawasan andalan dan yang masuk dalam kawasan bukan andalan. Kemampuan prediksi dari model yang digunakan cukup bagus di mana tingkat sukses total sebesar 63,20% dengan 69,60% kawasan andalan dan 53,30% kawasan bukan andalan mampu diprediksi secara benar
Actions (login required)
View Item |