Ida Nurul Chasanah
(2013)
RELASI KUASA TUBUH DALAM SUARA-SUARA PEREMPUAN PENGARANG INDONESIA MUTAKHIR.
FIB UNAIR, SURABAYA.
(Unpublished)
Full text not available from this repository.
(
Request a copy)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap relasi kuasa tubuh dalam teks-teks novel para perempuan pengarang urban di Indonesia, mengungkap keterkaitan teks dengan teks lain dan fenomena sosial yang melatarbelakangi hadirnya teks tersebut. Munculnya karya-karya perempuan pengarang yang mengedepankan wacana tubuh tidak sekedar menunjukkan adanya dominasi perempuan pengarang yang telah mewarnai sejarah kesusastraan Indonesia yang selama ini didominasi oleh laki-laki, tetapi sekaligus ditandai dengan tingginya apresiasi pembaca karya sastra yang dilahirkan oleh sejumlah pengarang perempuan. Fenomena ini melahirkan satu pemahaman bahwa pengarang tidak lagi mati, masyarakat tidak lagi tanpa subjek. Selain itu, fenomena ini mereposisi subjek-subjek yang selama ini termarjinalkan untuk mendapatkan posisi di antara subjek-subjek mainstream. Para perempuan pengarang sebagai subjek-subjek kecil menggunakan beberapa strategi simbolik dan kultural untuk resistensi atau perubahan dalam wacana kuasa tubuh yang digulirkan melalui gerakan menulis tubuh. Penelitian ini memanfaatkan metode analisis wacana dengan melalui pembacaan sastra dan memanfaatkan teori wacana, postfeminisme, dan dekonstruksi. Penelitian ini dimulai dengan pembacaan sastra secara heuristik dan hermeneutik. Dalam pembacaan hermeneutik, dilakukan identifikasi jejak-jejak konstruksi yang berhubungan dengan kuasa tubuh, kemudian menarik acuan teks-teks tersebut keluar dan membandingkannya dengan realitas yang berhubungan dengan teks, sehingga menemukan beberapa hasil dekonstruksi yang membentuk konstruksi wacana baru. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang relasi kuasa tubuh dalam karyakarya perempuan pengarang dan mengungkap perlawanan mereka terhadap kemapanan patriarki dalam karya sastra Indonesia mutakhir. Dengan demikian, hasilnya diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep patriarki hanyalah sebuah konstruksi merendahkan posisi perempuan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan adanya beberapa pengarang perempuan yang masih terjebak dengan bentuk penulisan maskulin yang telah mengakar dalam diri. Fenomena ini memungkinkan lahirnya genre baru, sastra seksis perempuan, yang disebut sebagai SEXTS (seks dan teks). SEXTS dalam sastra akan menunjukkan perempuan sebagai individu yang ditulis atas dirinya, dan bisa menyelesaikan persoalannya sendiri, termasuk perasaan tentang tubuhnya. Sehingga pembaca laki-laki pun mengetahui model representasi kuasa tubuh yang dihasilkan oleh perempuan pengarang yang berangkat dari pengalaman perempuan sendiri. Ditinjau dari perspektif femininitas, perempuan pengarang Indonesia mutakhir yang karya-karyanya selalu mewacanakan kritik atas patriarkhi lebih condong pada perspektif feminisme radikal dan kontemporer, terlihat dari relasi tentang sisterhood dan seksualitas yang mendominasi karya-karya mereka. Kesadaran feminis gelombang ketiga muncul dalam dua komposisi kesadaran pada akhir tahun 1990-an melalui novel Saman yang kemudian diikuti oleh hadirnya karya-karya perempuan pengarang lain yang senafas dengannya. Dalam karya-karya perempuan pengarang ini, komposisi kesadaran feminis ditegaskan dalam sisi yang lebih pada sifat perlawanan terhadap budaya patriarkhi. Wanita diposisikan tidak lagi dalam proses perlawanan terhadap kekuasaan laki-laki melainkan memiliki kebebasan sejajar dan bahkan secara seksual dimunculkan wacana penaklukan laki-laki oleh wanita. Relasi kuasa tubuh yang dihadirkan dalam karya-karya perempuan pengarang Indonesia mutakhir meliputi beberapa relasi kuasa, seks dan wacana. Relasi tubuh yang mendominasi ekpsresi perempuan pengarang dalam karya sastranya tersebut membentuk wacana yang menyebabkan terjadinya beberapa perubahan sosial. Para pengarang perempuan Indonesia selain muncul sebagai motor menguatnya tradisi bersastra, juga mencoba mengubah arah gerakan kritik feminis dari persoalan yang menyangkut politik dan sosial menuju sebuah gerakan kritik yang lebih bersifat moralitas. Diangkatnya secara kuat gagasan tematik tentang seks dan kekerasan, dalam teks novel karya pengarang perempuan Indonesia kontemporer juga mempunyai hubungan yang kuat dengan situasi kekerasan dan perkosaan terhadap wanita saat terjadi berbagai fenomena konflik ataupun kerusuhan sosial di berbagai daerah di Indonesia, seperti diantaranya pemerkosaan massal dan konflik Ambon serta Poso yang korban utamanya wanita. Gerakan para perempuan pengarang yang merupakan kolektivitas orang yang bertindak bersama untuk mengekspresikan wacana tubuh ini bisa dikatakan sebagai salah satu gerakan sosial dalam menata ulang situasi wanita di Indonesia. Gerakan sosial ini adalah sebuah bentuk transformasi sosial sebuah gagasan normatif yang dianggap mendeskreditkan kaum perempuan. Pada sisi lain, karya-karya perempuan pengarang Indonesia mutakhir sesungguhnya menunggangi kekuatan sosial �reformasi� yang juga disertai oleh kemajuan dan keterbukaan informasi, dan munculnya perubahan tatanan politik. Kehadiran karya-karya perempuan pengarang Indonesia mutakhir sebagai sebuah model gerakan sosial dapat dianggap sebagai sebuah gejala epifenomena, atau sebuah gejala yang menyertai sebuah proses gerakan sosial yang dipicu oleh sebuah daya momentum sosial, yaitu peristiwa reformasi pada tahun 1998. Selain itu, munculnya gerakan sosial wanita dalam bidang seksualitas melalui karya-karya perempuan pengarang Indonesia mutakhir adalah revolusi pendidikan kaum perempuan yang menyertai tumbuhnya kehidupan masyarakat modern dalam sebuah kultur global. Situasi tersebut menimbulkan kesadaran imajinasi disertai kepekaan moral yang berbeda dari kaum perempuan. Gerakan sosial para perempuan pengarang Indonesia mutakhir ini kemudian muncul melalui sebuah perombakan total terhadap cara pandang seksualitas dalam perspektif wanita. Karya para perempuan pengarang Indonesia mutakhir tersebut muncul dalam sebuah kesatuan tematik yang secara tematik bertendensi untuk mengubah sistem norma sosial yang melekat dan dianggap mengukung wanita secara seksualitas. Sisi kebebasan yang dieksplorasi secara radikal dalam karya-karya perempuan pengarang Indonesia mutakhir menunjukkan sebuah revolusi seksual yang paling fenomenal dalam sejarah kesusastraan Indonesia.
Item Type: |
Other
|
Additional Information: |
KKB KK-2 LP. 17-14 Cha r
FULLTEXT TIDAK ADA |
Uncontrolled Keywords: |
KUASA TUBUH, SUARA PEREMPUAN, PENGARANG INDONESIA |
Subjects: |
P Language and Literature |
Divisions: |
Unair Research > Non-Exacta |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
Ida Nurul Chasanah | UNSPECIFIED |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Thesis advisor | UNSPECIFIED | UNSPECIFIED |
|
Depositing User: |
Fahimatun Nafisa Nafisa
|
Date Deposited: |
23 Sep 2016 09:05 |
Last Modified: |
23 Sep 2016 09:05 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/44390 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |