Toetik Koesbardiati, 0014016704 (2013) KLINIK PEREMPUAN SEBAGAI MODAL SOSIAL DALAM MEMBUKA AKSES PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN KAWIN KONTRAK. FISIP UNAIR, SURABAYA. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (249kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
25. Binder1.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Perkawinan kontrak diinterpretasikan oleh para kyai agar terbebas dari anggapan perbuatan zina. Penafsiran agama yang melegalkan kawin kontrak berdalil untuk tujuan melindungi perempuan. Di masyarakat Kalisat, kecamatan Rembang, kabupaten Pasuruan dan daerah Warungkaleng di Tugu Selatan dan Tugu Utara, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor, dikenal dengan kawin kontrak. Unit pelayanan kesehatan yang paling dekat di desa Kalisat dengan masyarakat adalah puskesmas. Nampaknya tidak banyak yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas. Mengingat keterbatasan ketersediaan obat, keterbatasan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi perempuan, serta kecenderungan menganggap keluhan perempuan sebagai tidak penting. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini menawarkan dengan klinik perempuan sebagai modal sosial dalam membuka akses pelayanan kesehatan reproduksi bagi perempuan kawin kontrak. Klinik perempuan menjadi katalisator dan strategi kebudayaan menciptakan lingkungannya (ecological wisdom) di masyarakat asli (indigenous people) dan menjagakualitas hidup manusia. Tujuan dari penelitian ini untuk bahan (input) penerapan dalam hal kesehatan reproduksi. Siginifikan hasil penelitian ini bisa menjadi referensi agar setiap kebijakan effektif, effisien dan tepat sasaran, melainkan juga signifikan untuk menyusun model kebijakan komprehensif karena melibatkan berbagai pihak yang berkaitan langsung dengan kesehatan reproduksi. Rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan oleh berbagai fihak termasuk pemerintah agar dapat digunakan untuk merancang langkah-langkah yang lebih konkrit dan proaktif untuk mengatasi persoalan kesehatan reproduksi di Indonesia sehingga mampu membangun strategi yang dapat merekatkan kelompok-kelompok masyarakat yang beragam latarbelakang. Dalam rangka mendapatkan data dan informasi yang empirik, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Ada beberapa tahapan yang digunakan adalah (1) penentuan Lokasi Penelitian : ditentukan secara purposive di masyarakat Kalisat, kecamatan Rembang, kabupaten Pasuruan dan daerah Warungkaleng di Tugu Selatan dan Tugu Utara, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pertimbangan yang diambil dalam menetapkan kabupaten Pasuruan dan kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian adalah 1. Kedua wilayah ini memiliki bentuk perkawinan yang berbeda dengan bentuk perkawinan dalam masyarakat lain. Hal ini dapat dilihat, hampir seluruh perempuannya melakukan kawin kontrak ; 2. Penduduknya terutama perempuan terkategori miskin, Pasuruan sebanyak 15.760 sedangkan Bogor sebanyak 42.328 orang ; 3. Mayoritas penduduknya beragama Islam dan menjadi pengikut yang taat kepada ajaran-ajaran Islam. 4. Masalah kesehatan reproduksi cukup banyak, karena selama ini selalu terbungkam dikarenakan sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. (2) Pengumpulan Data : (a) yang meliputi observation ; dan (b) indepth interview. (3) Informan : adalah individu-individu yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan yang diteliti, teknik (4) adalah Analisa Data : Data yang terkumpul kemudian dianalisa. Hasil penelitian menunjukkan minimnya akses informasi yang diterima oleh perempuan kawin kontrak dan miskin menyebabkan kurangnya pemahaman mereka terhadap makna dan pentingnya kesehatan reproduksi. Perempuan kawin kontrak dan miskin umumnya berpendidikan rendah tentu saja berimbas pada rendahnya tingkat kesadaran akan pentingnya memahami kesadaran reproduksi. Kebutuhan untuk mengetahui kesehatan reproduksi bukan menjadi prioritas, karena mereka lebih fokus untuk bekerja demi kelangsungan hidup. Perempuan kawin kontrak dan miskin umumnya tidak mampu mengakses layanan kesehatan karena tidak punya uang. Disamping itu perempuan miskin yang tinggal di desa terpencil juga memiliki masalah akses yakni tentang jarak yang jauh dengan tempat pelayanan kesehatan. Fasilitas JamKesMas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) pada prosesnya sulit diterapkan. Prosedur yang berbelit menjadi hambatan seorang perempuan yang ingin mendapatkan layanan kesehatan dengan cepat.
Item Type: | Other | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 LP. 29-14 Koe k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Klinik Perempuan, Modal Sosial, Kesehatan Reproduksi, Kawin Kontrak | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV40-69 Social service. Social work. Charity organization and practice | ||||||
Divisions: | Unair Research > Non-Exacta | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Fahimatun Nafisa Nafisa | ||||||
Date Deposited: | 23 Sep 2016 01:38 | ||||||
Last Modified: | 12 Jun 2017 21:38 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/44402 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |