Muryono, NIM. 040419096 (2008) PENGUKURAN EFISIENSI DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI JAWA TIMUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-muryono-8597-b16708-k.pdf Download (343kB) | Preview
	Text (fulltext) 4478.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Tujuan utama pemerintah dimasa mendatang di bidang kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat 2010. Peranan rumah sakit sangat vital dalam mendukung tujuan tersebut. Salah satu isu utama dan terkini dalam pengembangan manajemen mutu rumah sakit adalah Pengembangan Standar Pelayanan Minimal SPM). Standar Pelayanan Minimal merupakan salah satu persyaratan bagi rumah sakit untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU), selain itu sebagai persyaratan dari perundangan-undangan, persyaratan pelanggan, dan alat tolak ukur antar rumah sakit. SPM harus diadopsi oleh Rumah Sakit Umum Daerah di seluruh Indonesia, tidak kecuali RSUD di Jawa Timur. Perkembangan jumlah RSUD di Jawa Timur tidak cukup signifikan dibandingan rumah sakit lainnya. Indikator Efisiensi seperti BOR (Bed Occupancy Rate), LOS (Length of Stay), dan TOI (Turn Over Interval) juga belum menunjukkan angka ideal sesuai standar Depkes. Tingkat utilisasi rumah sakit yang rendah mungkin menunjukkan tingkat eftsiensi yang rendah pula. Akan tetapi mengukur efisiensi dengan simple method tidak mencerminkan pengaruh efisiensi organisasi secara menyeluruh. Oleh karena harus banyak mempertimbangkan multi input dan output. Penelitian ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), suatu teknik linear programming non parametrik yang dapat mengukur eftsiensi relatif dengan multi input dan output. DEA dibagi menjadi dua asumsi model yaitu Constant Return to Scale (CRS) dan Variable Return to .Scale (VRS). Variabel input yang digunakan mencakup jumlah dokter, tenaga paramedis, dan tempat tidur. Variabel output terdiri dari jumah pasien, dan hari perawatan. Penelitian dilakukan dengan studi kuantitatif menggunakan data sekunder untuk mengetahui efisiensi relatif radial, superefisiensi, efisiensi relatif per variabel dan potential improvement pada RSUD tipe C di Jawa Timur tahun 2004. Efisiensi relatif radial berdasarkan asumsi model CRS menunjukkan ada 16 RSUD (73%) yang tidak efisien, enam RSUD lainnya efisien secara teknis dan skala. Sedangkan berdasarkan asumsi model VRS, ada 15 RSUD (68%) tidak efisien, 7 (32%) RSUD lainnya efisien secara teknis. Nilai skor superefisiensi RSUD pada rangking pertama sebesar 134,7% dan rangking terakhir sebesar 56,43%. Efisiensi relatif per variabel berdasarkan asumsi model CRS menunjukkan secara rata-rata RSUD tidak efisien pada semua variabel input dan outputnya (dokter, personal kesehatan, tempat tidur, pasien rawat inap, dan hari perawatan) dengan nilai efisiensi rata-rata antara 66,7%-98,3%. Berdasarkan asumsi model VRS, secara rata-rata RSUD tidak efisien pada 4 variabel input dan outputnya (dokter, tenaga paramedis, tempat tidur, dan pasien rawat inap) dengan nilai efisiensi rata-rata 83,4%-95,9%, sedangkan variabel hari perawatan sudah efisien. RSUD dapat melakukan potential improvement sebesar nilai pemborosan dalam input dan outputnya antara 1,7%-33,3% berdasarkan asumsi model CRS dan antara 0%-20,1 % berdasarkan asumsi model VRS. Dengan demikian, sumber inefisiensi yang utama pada RSUD Jawa Timar adalah terjadinya pemborosan pada penggunaan sumberdaya (resource utilization) yaitu penggunaan inputnya.

Actions (login required)

View Item