Aditya Candra Lesmana, 071414753009 (2016) ANATOMI KONFLIK DALAM IMPLEMENTASI CSR (Studi Konflik Antara Korporasi dengan Masyarakat Ring 1 Holcim Ltd Pabrik Tuban Menggunakan Perspektif Ralf Dahrendorf). Thesis thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (848kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) TSO.09-16 Les a.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Holcim Tuban mengalami penolakan dari sebagian masyarakat Ring 1. Masyarakat melakukan penolakan karena melihat ketidakseriusan Holcim Tuban dalam melaksanakan program CSR yang berdampak pada tidak terciptanya manfaat secara keberlanjutan bagi penerima program bantuan CSR. Ketidakeriusan Holcim dalam melaksanakan program CSR menyebabkan munculnya konflik antara perusahaan dengan masyarakat. Konflik yang terjadi kemudian berpengaruh pada hubungan antara perusahaan dengan masyarakat. Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peta konflik yang tercipta dalam pelaksanaan CSR Holcim Tuban. Pemetaan terhadap aktor kemudian akan dianalisa dengan melihat bagaimana dinamika konflik yang terjadi selama konflik terjadi. Pada akhirnya penulis akan melihat bagaimana hubungan konfliktual dalam pelaksanaan CSR Holcim Tuban. Adapun teori yang digunakan adalah teori konflik Ralf Dahrendorf, Analisa Konflik Pragmatis menggunakan teori pemetaan konflik dan dinamika konflik. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dinamika konflik dalam pelaksanaan CSR Holcim sudah berlangsung sebelum Holcim Tuban masuk ke wilayah Ring 1. Masyarakat melakukan penolakan karena program CSR dianggap kurang membawa kemanfaatan secara berkelanjutan bagi masyarakat Ring 1. Dalam dinamika konflik yang berlangsung, keterlibatan pihak Kepala Desa dalam melakukan penolakan terhadap CSR Holcim Tuban didasarkan atas adanya kepentingan bagi diri sendiri. Sampai saat ini belum ada resolusi terkait konflik yang sedang berlangsung, perusahaan menganggap masih memiliki power yang kuat sehingga tidak perlu ada kontrak baru dalam penyelesaian konfliknya.

Actions (login required)

View Item