HUBUNGAN FAKTOR SOSIO BUDAYA GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING BALITA USIA 25-59 BULAN PADA ETNIK MADURA DI KABUPATEN BANGKALAN (Study di Desa Ujung Piring, Kecamatan Bangkalan)

RIZKI KURNIA ILLAHI, 101211131022 (2016) HUBUNGAN FAKTOR SOSIO BUDAYA GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING BALITA USIA 25-59 BULAN PADA ETNIK MADURA DI KABUPATEN BANGKALAN (Study di Desa Ujung Piring, Kecamatan Bangkalan). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
396. ABSTRAK.pdf

Download (63kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FKM. 212-16 Ill h.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Stunting masih menjadi masalah gizi yang dihadapi Indonesia. Prevalensi balita stunting etnik Madura di Kabupaten Bangkalan paling tinggi di Jawa Timur. Masyarakat etnik Madura memiliki sosio budaya yang berkaitan dengan gizi seperti pantangan makan ibu hamil, pemberian makanan kepada bayi baru lahir, kolostrum dibuang karena dianggap kotor, dan pemberian makanan pendamping ASI dini. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara faktor sosio budaya gizi dengan kejadian stunting balita usia 25-59 bulan pada Etnik Madura di Bangkalan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional. Besar sampel 62 balita yang dipilih dengan metode simple random sampling. Variabel penelitian adalah karakteristik keluarga (pendidikan orang tua, status pekerjaan ibu, pendapatan dan pengeluaran pangan keluarga), karakteristik balita (umur, jenis kelamin,berat lahir, panjang lahir, riwayat persalinan), sosio budaya gizi saat hamil, sosio budaya gizi saat persalinan, sosio budaya gizi saat menyusui, sosio budaya gizi masa balita, dan status gizi TB/U balita. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting balita usia 25-59 bulan di Desa Ujung Piring tahun 2016 sebesar 29%. Sebagian besar responden tidak memiliki faktor sosio budaya gizi. Meskipun demikian, terdapat 19,4% responden yang memiliki sosio budaya gizi saat hamil, 11,3% responden yang memiliki sosio budaya gizi saat persalinan, 33,9% responden yang memiliki sosio budaya gizi saat menyusui, dan terdapat 40,3% responden yang memiliki sosio budaya gizi saat balita. Tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor sosio budaya gizi dengan kejadian stunting balita usia 25-59 bulan di Desa Ujung Piring. Kesimpulan penelitian ini adalah kejadian stunting balita di Desa Ujung Piring tidak ditentukan oleh sosio budaya gizi. Disarankan agar ada upaya penurunan cakupan pemberian makanan pendamping ASI dini pada balita yang merupakan bagian dari sosio budaya masa balita masyarakat Etnik Madura.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK 212/16 Ill h
Uncontrolled Keywords: stunting, socio-cultural of nutrition, Madura‟s people, early complementary feeding
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA773-788 Personal health and hygiene
Divisions: 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Creators:
CreatorsNIM
RIZKI KURNIA ILLAHI, 101211131022UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorLailatul Muniroh, S.KM., M.Kes.UNSPECIFIED
Depositing User: sukartini sukartini
Date Deposited: 13 Nov 2016 16:01
Last Modified: 15 Dec 2017 01:13
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/45647
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item