CAHYO TRIHARYANTO, 049721759 E
(2002)
INDIKATOR NON KEUANGAN SEBAGAi TOLOK UKUR PELENGKAP PENGENDALIAN BIAYA DAN KlNERJA PRODUKTIVITAS PADA DIVISI PJIK PT. BARATA INDONESIA SURABAYA.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Persaingan dunia bisnis dp.lam bidang manufaktur yang semakin kompetitif mendorong perusahaan untuk dapat survive dan bersaing dengan perusahaan s~enis, Agar dapat bertahan hidup maka manajemen melakukan beberapa tindakan perbaikan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksL Untuk itu maka manaJemen harus memiliki sistem pengendalian yang efektif untuk mengatur dan mengendalikan kegiaran operasional agar s~alan dengan usaha perbaikan yang mendukung continuous improvement. Selama ini sebagian besar perusahaan menerapkan sistem pengukuran kinerja operasional dengan menggunakan indikator keuangan yaitu dengan analisa varian, .Informasi yang diperoleh melalui analisa varian mempunyai banyak kelemahan dan kurang relevan untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan jangka pendek dan cenderung rnengarah pada perilaku yang menyimpang (dysjimctlOl1al behavior). Oleh karena itu diperlukan alat ukur penilaian kinerja operasional lain yang lebih relevan yaitu pengukuran kinerja non keuangan, sebagai pelengkap laporan kinerja keuangan,
Penelitian ini dilakukan pada unit produksi Divisi Peralatan Jalan Dan Industri Kecil (PJIK) PT. Barata Indonesia. Karena unit produksi merupakan aktivitas utama perusahaan manufaktur, dimana dalam kegiatan tersebl1t terkait semua sumber daya perusahaan yang harus ditangani dengan baik. Dengan demikian masalah yang timbul adalah bagaimana pengunaan indikator non keuangan dapat digunakan sebagai ala! pengendalian biaya dan kinerja produksi pada Divisi Peralatan Jalan dan Industri Kecil (PJIK) PT. Barata Indonesia.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif metode studi kasus, Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan observasL Data-data keuangan dan non keuangan diolah untuk mendapatkan ukuran-ukuran kinerja operasional kemudian dibandingkan dengan teori yang ada,
Hasil penelitian selama kuartal keempat tahun 1998 menunjukkan bahwa pengukuran yang salama ini dilakukan olch manajemen dengan menggunakan analisa varian diperoleh hasil perhitungan yang favorable, sedangkan informasi ini belum menjarnin bahwa kinerja perusahaan telah berjalan dengan baik. Hal itu dapat dibuktikan dengan menggunakan indikator non keuangan, Indikator non keuangan tersebut antara lain, Inventory turn over yang lambat dan days of inventory yang menunj ukkan rata-rata 26 harL Tidak adanya data mengenai vendor performance akan berdampak terhadap tidak terdeteksinya pengiriman bahan baku olch suplier apakah berkualitas baik atau justru sebaliknya Kinerja mesin yang masih belum optimal, dimana masih adanya mesin yang belum digunakan secara maksimal karena kondisi mesin yang kurang memadai, Keterlambatan pengiriman barang (On time delivery) yang tinggi pada bulan Desember yaitu 30 % , Parsial Produktivity Measurement untuk bahan baku untuk bulan Oktober ke November dan 0,16 % turun pada bulan Desember sebesar 0,03 %. Dan untuk tenaga kelja langsung dan bulan Oktober ke November dan 1,37 % turun pada bulan Desember sebesar 0,06 %. lni bermi bahwa manajer produksi tidak dapat mempertahankan kine1ja produktivitasnya secara baik. Indikator lain Manufacturing cycle efficiency pada kuartal keempat tahun 1998 ,yang rata-rata 108 % menunjukan bahwa masih terdapat 8 % yang digunakan untuk aktivitas yang tak bemilai tambah (non value added) seperti waiting (storage) time dan rework. Dan juga perhitungan Velocity yang menunjukkan penurunan dan 1,17 % pada bulan Oktober turun menjadi 1,14 % pada bulan Desember 1998.
Actions (login required)
|
View Item |