AGUSTINUS DODY HIRMAN LISTYANTO, 049414564
(2001)
ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL: PERBANDINGAN PADA DUA PERIODE YANG BERBEDA DALAM PASAR MODAL INDONESIA.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini menggambarkan efisien pasar modal di Indonesia dengan melakukan penelitian pada Bursa Efek Jakarta dalam dua periode yang berbeda, yaitu pada periode normal yang terjadi pada tahun 1992 dan pada periode bullish kedua pada tahun 1993.
Terdapat riga tingkat efisiensi pasar modal yaitu (1) bentuk lemah, (2) bentuk setengah kuat dan (3) bentuk kuat. Pasar dikatakan eiisiensi jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh mformasl barn dan re1evan yang tersedia. Efisiensi bentuk lemah adalah jika harga sekarang mencerminkan sepenuhnya informasi masa lalu.
Tujuan dari peneJitian ini adalah untuk mengetahui apakah harga saham secara cepat dan menggambarkan sepenuhnya informasi masa lalu yang relevan. ini berarti jika seseorang melakukan transaksi dengan menggunakan intormasi harga masa lalu maka dia tidak akan mendapatkan abnormal return. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa efisiensi pasar modal dalam kondisi bullish berbeda dengan efisiensi pasar modal dalam kondisi normal. Penelitian ini diperlukan dengan maksud jika harga saham tidak secara cepat dan menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi masa falu yang re1evan, akan memungkinkan mengambi1 keputusan ekonomi yang keliru.Fokus dari penelitian adalah harga saham mingguan (harga sabam yang teIjadi pada akhir minggu) pada 141 perusahaan dimana telah terdaftar sebelum 1992. Tabun 1992 merupakan efisiensi pasar modal pada kondisi normal dan tahun 1993 merupakan efisiensi pasar modal pada kondisi bullish.
Hipotesa yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) Bursa Efek Jakarta dalam kondisi efisien bentuk lemah pada saat kondisi normal, (2) Bursa Efek Jakarta dalam kondisi efisien bentuk lemah pada saat kondisi bullish dan (3) Efisiensi pasar modal berbeda setelah mencapai kondisi bullish. Pada hipotesis pertama dan kedua diuji dengan menggunakan nilai probabilitas yang didasarkan pada serial correlation test dan run test. Run test digunakan karena salah satu karakteristik efisiensi bentuk lemah adalah perubahan harga yang terjadi bersifat acak, sedangkan serial correlation test berhubungan dengan karakteristik lainnya yaitu perubahan harga saham tidak mempunyai saling hubungan. Sedangkan perbedaan efisiensi pasar modal yang terjadi pada kondisi normal dengan kondisi bullish diuji dengan menggunakan statistik non-parametrik dengan menggunakan Uji jenjang-bertanda Wilcoxon. HasH dari analisa statistik data diketahui bahwa hipotesis dari penelitian
ini ketika serial correlation test dan run lest menolak Ho pada hipotesis kesatu
dan kedua maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi bentuk lemah teIjadi pada
kedua kondisi. Hipotesa penelitian bahwa efisiensi pasar modal dalam kondisi
normal berbeda dari efisiensi pasar modal dalam kondisi bullish gagaI untuk
ditolak. Dengan kata lain penelitian ini secara implisit menerangkan bahwa
efisiensi pasar modal bentuk lemah untuk tahun 1992 dan 1993 adalah valid untuk
Indonesia dan tidak mengalami perbedaan efisiensi.
Actions (login required)
|
View Item |