CATUR HERU BROTO, 049922969 E
(2002)
PEMAKAIAN METODE LEASE (sewa guna usaha) UNTUK MENENTUKAN NILAI PABEAN BARANG IMPOR SEMENTARA PADA BIDANG AUDIT KANTOR WILAYAH VII DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SURABAYA (KASUS PADA PT "X" SIDOARJO).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1995 tanggal 31 Desember 1995 tentang kepabeanan, terjadi perubahan dl Imgkungan Direktorat Bea dan Cukai dalam menetapkan nilai pabean barang nnpor, yattu dan sistem Cost Insurance Freighl (ClF) me1uadi enam metode penetapan mla1 pabean .berdasarkan prinsip article VII GATT yang diterapkan sesuai hirarki penggunaannya yaInI : Metode satu berdasaikan nilai transaksi barang impor yang bersangkutan~ metode. dua berdasarkau nilai transaksi barang identik, metode tiga berdasarkan mlal transakst dan barang serupa, metode empat berdasarkan rnelode deduktif, rnetode lima berdasark311 metode komputasi, dan, metode enam berdasarkan harga yang tersedla dl daerah
pabean. Namun demikian tidak semua transaksi pardagangan irnpor bisa dikategorikan sebagai suatu transaksi jual beli sehingga dengan mudah bisa ditentukan nilai pabeannya Barang Impor Sementara alau barong Lease (sewa guna usaba) merupakan salah satu transaksi perdagangan impor yang bukan suatu transaksi jual bell. Sehingga dalam penentuan nilai pabeannya tidak bisa menggunakan metode satu berdasarkan nilai transaksi barang itnpor yang bersangkutan, tapi harns menggunakan metode dua sarnpai enam dengan mengambiil nilai pabean yang tersedia di daerah pabean sehingga nilai pabeannya menjadi tidak realitas, tidak fair dan memungkinkan timbulnya partentangan dianlara bea dan cukai dan bagi pihak lessee selaku importir.
Nilai pabean barang imPOT semenlara yang tersedia di daerah paean atau berdasarkan metode enam yang selarna ini dipakai adalah nilai pabean basil penetapan Kantor Pelayanan Sea dan Cukai dengan metode self HSSeSSlnent dan alllu berdaSarkan rumus yaug dikernbangkan olel! WTO. Kedua lIilai iui tidak mencemlinkall nilai transaksi yang sebenamya dibayar alau yang akan dibayar oleh perusabaan lapi berdasarkan sualu asumsi dan personal judgment sehingga nilai pabean yang akan ditetapakan 0100 masing-masing aparat bea dan cukai akan berbeda·beda UIltuk barang yang sarna P~rbedaan ini bisa dihindari bila dalam penetapannya bea dan cukai memakai pembayaan yang sebenarnya dikeluarkan oleh perusahaall untuk metnperolehimenggunakan barang impor tersebul, yailU dengan menggunakan melode operating lease yang dipakai oleh perusahaan itn sendiri. Dari hasH pellelitian dan pembandingall lllitam metode operating lease yang dipakai perusahaan dengan metode self assessment dan dengan rumus yang dikembangkan oleh WTO, rnetode operating lease yang dipergunakan oleh pemsahaan menghasiJkan nilai pabean yang paling tinggi. Pemakaian metode ini terbukti sejalan dengan metode satu harga transaksi dan memberikan nilai pabeall yang paling menguntungkan bagi bea dan cukai dibanding dengan nilai pabean yang diparoleh berdasarkan asas self assessment dan rumus yang dikembangka6 oleh World Trade Organitatioll untuk aplikasi metode VI anicle VII GATT.
Actions (login required)
|
View Item |