NURUL WIDYAWATININGTYAS, 101211133024 (2016) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN PENDERITA DAN NON-PENDERITA TUBERKULOSIS PARU TERHADAP KEBERADAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DI UDARA DALAM RUMAH (Studi dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulak Banteng). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (39kB) | Preview |
|
Text (fulltext)
FKM. 352-16 Wid h.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Data Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2015 menunjukkan kenaikan jumlah kasus baru tuberkulosis paru yang lebih dari dua kali lipat pada wilayah kerja Puskesmas Bulak Banteng. Penyakit tuberkulosis paru dapat ditularkan melalui udara yang tercemar oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Keberadaan bakteri patogen di udara rumah dapat dipengaruhi oleh sanitasi rumah dan perilaku penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi rumah (lantai, dinding, intensitas cahaya, pencahayaan alami, suhu, kelembapan, ventilasi, kepadatan ruang tidur) dan karakteristik responden (status ekonomi, ketaatan menelan obat, pengetahuan dan sikap) dengan keberadaan Mycobacterium tuberculosis di udara. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain case control. Sampel kasus terdiri dari 15 pasien dewasa TB dan 15 dewasa nonpenderita. Data diperoleh dari pengisian kuesioner, observasi langsung dan pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis di udara. Analisis data dilakukan dengan uji Chi square dan Koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sanitasi yang bernilai signifikan adalah variabel ventilasi (p=0,019) dan kepadatan hunian ruang tidur (p=0,002), sedangkan variabel lantai (p=0,657), dinding (p=0,251), intensitas cahaya (p=1,000) dan pencahayaan alami (p=0,121) tidak signifikan. Pada variabel karakteristik responden yang bernilai signifikan adalah pengetahuan (p=0,019), sedangkan status ekonomi (p=0,372) dan sikap (p=0,442) tidak signifikan. Kepadatan memiliki nilai koefisien kontingensi tertinggi, meski tidak menujukkan hubungan yang kuat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan signifikan antara ventilasi, kepadatan ruang tidur dan pengetahuan responden dengan keberadaan Mycobacterium tuberculosis. Penularan tuberkulosis paru dapat dicegah dengan, taat memakai masker, menjemur alat tidur di bawah sinar matahari, membuka pintu dan jendela setiap pagi hari agar udara dan sinar matahari dapat masuk, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, tidak menggunakan alat makan atau minum bergantian, teratur membersihkan lubang ventilasi, serta tidak tidur berkumpul dalam satu ruang tidur.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 352-16 Wid h | ||||||
Uncontrolled Keywords: | tuberkulosis paru, sanitasi rumah, Mycobacterium tuberculosis di udara | ||||||
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine > RC306-320.5 Tuberculosis T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | ||||||
Date Deposited: | 22 Nov 2016 00:20 | ||||||
Last Modified: | 15 Mar 2018 19:55 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/46604 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |