HARDIAN PRAMUDITO, 069412142
(1999)
PERBANDINGAN SECARA IN VIVO ANTARA PENGGUNAAN JUS LIDAH
BUAYA, SULFANILAMIDE DAN OKSITETRASIKLIN TERHADAP LAMA
WAKTU KESEMBUHAN LUKA INFEKSI KUMAN Pseudomonas aeruginesa.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan secara in vivo antara penggunaan jus lidah buaya, sulfanilamide, dan oksitetrasiklin (OXIJECT®) terhadap lama waktu kesembuhan luka infeksi Pseudomonas aeruginosa.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norwegicus) betina berumur kurang lebih tiga bulan 32 ekor dan dibagi dalam 4 kandang yang berbeda. Selama penelitian digunakan pakan berupa konsentrat produksi dari Pokphand. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terbagi dari empat perlakuan dan delapan ulangan. Data dianalisis menggunakan Analisa Varian yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata T erkecil.
Luka infeksi dilakukan pada musculus Longissimus dorsi tikus putih. Terapi dilakukan setelah terjadi infeksi dengan ditandai adanya keradangan. Terapi secara topikal sesuai perlakuan. Perlakuan I digunakan jus lidah buaya, perlakuan II menggunakan sulfanilamide, perlakuan '" menggunakan oksitetrasiklin, dan perlakuan IV sebagai kontrol hanya digunakan akuades untuk membersihkan luka.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap kesembuhan luka infeksi Pseudomonas aeruginosa pada tikus putih. Waktu kesembuhan luka infeksi Pseudomonas aeruginosa dengan pemberian oksitetrasiklin (7,25 ±1,165 hari) berbeda nyata (dengan uji BNT p<0,05) dengan kontrol (12,5 ±0,926 hari) tapi tidak berbeda nyata dengan sulfanilamide (7,75 ±1,669 hari). Lidah buaya (5,25 ±1,035 hari) menunjukkan waktu kesembuhan luka yang tercepat dibandingkan perlakuan yang lainnya.
Actions (login required)
|
View Item |