Estu Nian, 080012181
(2004)
PENGARUH IMUNISASI MBNCIT (Mus muculus)
DENGAN EKSTRAK SPBRMATOZOA DOMBA TERHADAP
ANGKA KEBUNTINGAN DAN JUMLAH FETUS.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh imunisasi meneit (Mus musculus) dengan antigen ekstrak spermatozoa domba pada berbagai konsentrasi terhadap angka kebuntingan dan jumlah fetus yang dikandung pada satu periode kebuntingan. Hewan pereobaan yang digunakan adalah 32 ekor mencit (Mus musculus) betina yang sudah pemah beranak dengan berat badan 25-30 gram.
Raneangan penelitian ini adalah Raneangan Aeak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan masing-masing delapan replikasi. Kelompok kontrol hanya diinjeksi 0,1 mllarutan NaCI 0,9 % sesuai jadwal imunisasi. Perlakuan 1,2 dan 3 (PI, P2 dan P3) berturut-turut diimunisasi dengan 100 J.!g, 200 J.!g dan 400 J.!g ekstrak spermatozoa domba dalam 0,05 ml larutan NaCI 0,9 % yang ditambah 0,05 ml Freund's Adjuvant. Imunisasi pertama menggunakan CFA (Complete Freund's Adjuvant) sedangkan booster pertama dan kedua menggunakan IFA (Incomplete Freund's Adjuvant). Interval waktu imunisasi adalah 14 hari dan dilakukan seeara subkutan.
Meneit betina dikumpulkan dengan pejantan hingga terjadi kopulasi yang ditandai dengan adanya sumbat vagina setelah masa perlakuan,. Pengamatan data kebuntingan dan jumlah fetus dilakukan pada hari ke-18 umur kebuntingan dengan pembedahan. Analisis data angka kebuntingan menggunakan Khi kuadrat sedangkan jumlah fetus dianalisis dengan Anava dilanjutkan BNT (a=O,05) bila terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa imunisasi mencit (Mus musculus) dengan 400 J.!g ekstrak spermatozoa domba dan dua kali booster (P3) dapat menyebabkan penurunan angka kebuntingan menjadi 37,5 %. Sedangkan pada meneit betina yang tetap mengalami kebuntingan, memiliki rataan jumlah fetus yang tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak spermatozoa domba memiliki efek antifertilitas dan tidak bersifat abortivum sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku imunokontrasepsi.
Actions (login required)
|
View Item |