RUMANTIYONO, 079213768
(1997)
PERANAN SARJANA PENDAMPING PURNA WAKTU ( SP2W) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM IDT (STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERANAN SARJANA PEMNDAMPING PURNA WAKTU (SP2W) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM IDT DI DESA GAJAH KEC. NGORO DAN DESA MANDURO KEC. KBUH KAB. DAERAH TINGKAT II JOMBANG).
Skripsi thesis, Airlangga University.
Abstract
Program-program pembangunan selama PJP 1 telah menunjukkan keberhasilan yang menonjol, upaya-upaya pemberantasan kemiskinanpun telah mendapat perhatian serius. Mamun begitu masih terdapat penduduk yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan. Kemasuki PJP II, program anti kemiskinan tersebut ditingkatkan dan dipadukan dengan program-program serupa yang telah berjalan. Program tersebut adalah program peningkatan penanggulangan kemiskinan yang tertuang dalam Inpres No.5 tahun 1993 atau yang lebih dikenal dengan program lDT.
Program lDT adalah program eksperimental yang memberikan modal usaha 20 juta rupiah tiap desa tertinggal dengan meletakkan konsep dasarnya pada bottom up planning yaitu menyerahkan pelaksanaan program langsung pada masyarakat sasaran. Akan tetapi melihat kondis1 masyarakat sasaran adalah masyarakat miskin yang berada di desa-desa tertinggal, perlu sekali didampingi dalam pengelolaannya.
Pendamping yang ditugaskan adalah tokoh masyarakat setempat sebagai pendamping lokal dan pendamping dari keoamatan. Akan tetapi dari sekisn banyak desa-desa tertinggal itu banyak yang kondisinya sangat parah, maka ditarjunkan pula pendamping dari pusat yang dikenal dengan SP2W yang diharapkan mampu sabagai agen pembaharu dan dapat lebih mensukseskan program lDT.
Di Kabupaten Jombang, peranan SP2W yang ditunjukkan oleh dua desa yang dijadikan lokasi penelitian (Desa Gajah dan Oesa Kanduro) belum menunjukkan keberhasi1an seperti yang diharapakan. Peranan SP2W da1am mendampingi pokmas untuk me1aksanakan program lDT kurang maksima1, sehingga
pelaksanaan program IDT yang ingin meningkatkan sosia1
ekonomi masyarakat miakin diwi1ayah tersebut belum berhas11
sepenuhnya terutama aspek aosia1nya. Hal ini d1sebabkan oieh beberapa permasa1ahan yang menjadi faktor penghambat SP2W da1am menjalankan perannya.
Faktor-taktor tersebut adalah dari kemampuan diri SP2W sendiri yang tidak mempunyai latar belakang ilmu yang sesuai dengan usaha produktif pokmas, struktur sosial masyarakat yang rendah dan berakibat pada lemahnya partisipasi serta kom1tmen birokrat loka1 yang cenderung aemberikan intervensi ber1ebihan. Oengan kond1si seperti ini, paranan agent of change dari SP2W sebagai perpanjangan tangan pemerintah tidak dapat dija1ankan seoara maksimal.
Actions (login required)
|
View Item |