HARI TRIONO, 079113759
(1997)
PELAKSANAAN KEBIJAKSANAAN HARGA DASAR GABAH (Studi Deskriptif Pelaksanaan Kebijaksanaan Harga Dasar Gabah Di Desa Japanan Keeamatan Mojowarno Kabupaten Jombang).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Sudah kurang lebih 26 tahun kebijaksanaan harga dasar gabah ditetapkan dan sejak itu pula kebijaksanaan tersebut dilaksanakan. Meskipun demikian masih saja ada pemberitaan
yang memberitakan bahwa di daerah tertentu harga dasar gabah berada dibawah harga dasar gabah yang telah ditetapkan
pemerintah. Hal itu disebabkan pada proses pelasanaannya tidak berjalan sesuai yang direncanakan.
Badan Urusan Logistik (BULDG) sebagai badan yang bertugas dalam pendistribusian pangan telah menyerahkan urusan pembelian gabah kepada Koperasi Unit Desa (KUD) sejak tahun 1971. Tetapi tidak semua KUD mampu melaksanakan tugas tersebut. Disamping karena tidak tersedianya sarana yang dimiliki juga disebabkan komitmen pengurus KUD yang kurang mendukung.
Di desa Japanan sebagai dae,'ah yang memiliki areal pertanian yang cukup luas, harga gabah yang berlaku di pasaran sangat bervariasi. Di beberapa dusun harga gabah berada diatas atau sama dengan harga dasar yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan di dusun lainnya harga berada dibawah harga dasar pemerintah.
Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba untuk meneliti dengan metode penelitian yang menggunakan tipe deskriptif yaitu berusaha menggambarkan pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar gabah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif.
Hasil dari penelitian ini bahwa bervariasinya harga gabah di desa Japanan disebabkan pelaksana kebijaksanaan tidak mampu melaksanakannya serta tidak adanya dukungan dari pihak-pihak atau kelompok lain. KUD Setya Boga yang diantaranya membawahi desa Japanan sebagai pelaksana pembelian gabah tidak mampu melaksanakan tugasnya. Hal itu disebabkan tidak tersedianya sarana pasca panen seperti unit penggilingan beras atau Rice Milling Unit (RMU) , lantai jemur dan gudang yang memadai.
Selain faktor kemampuan pelaksana (implementer) juga ada faktor lain yang ikut mempengauhi pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar gabah. Diantaranya adalah motivasi petani untuk segera menjual hasil panennya tanpa menunggu untuk dikeringkan terlebih dahulu. Padahal jika menunggu beberapa minggu untuk dikeringkan harga gabah akan cenderung meningkat.
Alasan utama petani segera menjual hasil panennya adalah karena terdesak kebutuhan uang. Uang tersebut selain dipergunakan untuk membiayai pengolahan sawah berikutnya juga dipergunakan untuk biaya keperluan hidup sehari-hari. Seharusnya pihak bank memberikan Kredit Usaha Tani (KUT) agar petani bisa mencukupi kebutuhan untuk masa tanam berikutnya.
Oleh karena itu suatu kebijaksanaan tidak bisa di laksanakan sendirian oleh pelaksana (implementer) • Dukungan dari target groups dan lembaga lainnya akan turut pula menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan.
Actions (login required)
|
View Item |